Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Jiwa yang Telah Kembali

17 Maret 2024   21:46 Diperbarui: 17 Maret 2024   21:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.detik.com/bbc-world/d-7058189/kisah-haru-bayi-bayi-prematur-di-gaza-bertemu-kembali-dengan-ortunya/amp

saat pandangan ini kandas
terpaut pada satu titik hilang
hati tergelincir, terhempas
serupa kapal kertas terhunjam ilalang

tidakkah kau membelalakan mata
pada nestapa yang dipahat di atas derita
bahkan kalaupun dikau buta
tak cukupkah jerit itu memekakkan telinga?

butuh berapa sungai darah
agar ini semua berlalu
perlu berapa lautan air mata
hingga lidah kemanusiaan tak lagi kelu

dan di belantara duka nan kering
di manakah mata air bening
agar terbasuh luka jiwa
agar sedikit basah nurani nan dahaga

wahai Penguasa Semesta
aku tak berani minta
di tengah rencana-Mu yang tak kumengerti
kudoakan surga-Mu, untuk jiwa murni yang telah kembali

Jakarta, 16 Maret 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun