Mohon tunggu...
Rama Dio Syahputra
Rama Dio Syahputra Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar Indonesia di Perancis.

Saya senang memaknai dunia manusia yang hanya sementara ini. Di antara kebebasan dan keinginan, saya menghakimi makna itu dengan ditemani diri saya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pergi untuk kembali 2

23 April 2020   04:03 Diperbarui: 23 April 2020   23:01 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di sini semua bermula dan berakhir Picture By : Rama Dio Syahputra

"Alice, aku rindu sekali dengan Clara. Terkadang aku bertanya mengapa dia harus pergi secepat itu."

Dia hanya diam dan tidak menjawabku yang tiba-tiba mencurahkan perasaan.

"Aku datang ke sini untuk menepati janjiku kepadanya dan sudah kutepati janji itu. Semua ini demi dirinya seorang. Tetapi, setelah ini apa? Apa lagi tujuanku untuk hidup... rasanya sudah tidak ada lagi yang tersisa."

"Radhi... tujuan itu akan selalu ada, kamu saja yang tidak mau mencarinya!" Balas Alice.

"Aku sudah tidak tahu lagi apa yang akan kulakukan setelah turun dari ladang ini. Waktu hidupku sudah sebentar lagi dan aku selalu merasa bahwa ketika janji ini sudah terpenuhi, maka hanya akan ada kebahagiaan yang kurasakan, tetapi nyatanya kebahagiaan itu hanya sementara, pada akhirnya semua ini malah menimbulkan pertanyaan lagi."

Tiba-tiba dia berdiri dan berkata. "Pulang ke anak-anakmu, Dhi, aku yakin 'Alice' masih menunggumu di rumah, bukan? Dia pasti senang melihat kakeknya pulang."

Aku menahan air mata. Ucapannya membuatku sadar kalau yang dia katakan adalah benar. Kemudian aku melihat waktu di jam tangan, lalu "Wah?!"

"Kenapa?"

Aku berdiri dan bilang. "Sepetinya aku sudah harus turun, sudah pukul empat sore, matahari akan terbenam dan pergi sebentar lagi. Orang tua sepertiku, butuh berjam-jam untuk turun..."

"Matahari tidak akan kemana-mana, Radhi. Dia selalu ada di sana." Ucap Alice.

Aku tertawa dan tersenyum. Lalu merapihkan tasku dan bersiap untuk bergegas pergi. "Alice, ayo kita turun bersama ke bawah. Kamu tega membiarkan orang tua sepertiku jalan sendirian? Ayo!" Sambil mengayunkan tangan dan mengajaknya turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun