"Ya ampun ibu, enggak kok engga." Akupun pamitan dengan mencium tangan ibu, dan diikuti cium tangan dari Kevin, Ayla, juga Nisa.
Kereta sudah berjalan. Aku berjalan menuju gerbong enam. Tempat dimana kursi tempatkku duduk disana; 10D. Berjalan dari gerbong ke gerbonmg. Melewati beberapa kamar kecil. Juga gerbong makan yang berada di gerbong 5. Gerbong yang kulewati ternyata sudah penih dengan penumpang. Tiap masuk gerbong selalu saja ada yang memandangiku. Mungkin menganggap orang yang salah gerbong, karena kereta sudah berjalan dan tas masih saja ku angklek.Â
Pintu terakhir gerbong 5, artinya juga pinta masuk gerbong 6. Satu persatu kursi, dan papan nomor ku perhatikan. Ku lihat nomor 9D. Kuletakan tas di kabin. Aku sekilas menatap seseorang yang duduk sendirian di kursi 10D. Akupun langsung duduk di kursi 9C. Harusnya memang 9D, tapi kulihat kursi sudah ada yang mengisi. Tak apalah, asal masih ada yang kosong.
"Mereka di gerbong berapa?" Tanya seseorang yang duduk di kursi 10D.Â
"Gerbong tiga. Ini gak papa duduk disini?"Â
"Engga papa, santai aja." Akupun melempar senyum ke sosok ibu yang duduk berhadapan denganku. Juga bapak yang duduk di kursi 9D. Pada akhirnya aku tahu ternyata seseorang inilah yang melobi Bapak untuk tukar kursi denganku.
-bersambung