Suara khas keretapai terdengar. Tanda kereta akan datang. Benar adanya. Kereta yang kunanti akhirnya mulai terlihat moncongnya. Petugaspun telah siap berdiri peron. Lagu keroncong serayu mengalun. Aku berdiri bersiap. Juga ibu, Nisa, Ayla, dan Kevin. Kami berjalan menuju lintasan dua, tempat kereta masuk.
"Awas Kevin, jangan dekat-dekat rel ya. Ikuti om nanti ya."
Keretapun melambat. Berhenti. Ada yang turun. Ada juga yang naik. Ibu dan Nisa naik duluan. Kemudian Kevin dan Ayla. Aku masih mengikuti di belakang mereka. Untunglah kereta sekarang sudah rapi dan bersih. Jadi untuk anak-anak seperti mereka sangatlah ramah. Tempat duduk mereka berada di gerbong tiga ekonomi. Tepat dimana kami naik ini adalah gerbong tiga. Jadi tidaklah jauh dan sulit untuk mencari tempat duduk mereka.#
"Terima kasih ya Om sudah membantuin."
"Om duduk dimana, Ma." Tanya Kevin.
"Om di Gerbong 6, belakang sana."
"Jauh ya Om?"
"Engga kok engga, nanti bisa kok Om kesini lagi."
"Beneran Om, yeay" Tatapan Ayla benar-benar tajam.
"Udah ya, Om ke sana dulu. Baik-baik ya, dadah Kevin, Ayla dan Nisa. Ibu saya tinggal dulu ya."Â
"Iya, sekali lagi terima kasih banyak ya Mas, maaf banget sudah ngerepotin."Â