"PADA 4 Juni 2023, Detasemen Khusus (Densus) Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris di Tulungagung, Jawa Timur. Saat ditangkap, terduga teroris itu membawa serta buku-buku bertema jihad. Buku-buku itu turut diamankan (Kompas.com, 5/6/2023)"
Tulisan tersebut paling tidak menyoroti bahwa di antara hasil dari penangkapan tertuga teroris, di dalam rumah tersebut ditemukan buku-buku bergenre "teror" dan dalam banyak hal sering dikaitkan dengan Jihad.
Tentu pembaca bisa menebak bahwa buku bergenre teror akan berdampak pada pembacanya dan tentu saja jika aksi teror itu benar-benar diyakini dan dilaksanakan ke ruang-ruang publik yang awam, tentu akibatnya sangat berbahaya.
Satu sisi kita memang menghendaki setiap orang menyukai dan mencintai dunia buku dan literasi, tapi di sisi lain, ada banyak bahaya yang bisa mengancam jika kita tidak kritis menilai bacaan dan sumber bacaan kita.
Bukan hanya buku tentang pemahaman ekstrim yang dibawa para pelaku teror yang mengatasnamakan jihad tersebut, karena di sisi lain ada banyak buku bergenre kiri yang jelas-jelas membahayakan pembaca awam. Saya menyebutkannya ekstrim kiri seperti buku Karl Mark seperti The Communist Manifesto dan sebagainya yang berhaluan kiri, juga dianggap berbahaya bagi umat Islam. Bahkan sampai di era Orde Baru, buku-buku tersebut disita dan sebagian besar dimusnahkan.Â
Meskipun adanya pembredelan buku-buku tersebut dianggap tidak etis dan bernuansa pembodohan serta aura politis. Tapi pada saat itu membuktikan semakin berkurangnya aksi-aksi demo dan penentangan pada pemerintah karena menolak ekstrim kiri dan bahayanya paham komunisme.
Boleh jadi paham komunisme di era Orde Baru dianggap berbahaya dan bisa meruntuhkan nilai-nilai Pancasila, namun akhir-akhir ini pemahaman ekstrimisme kiri itu mulai sedikit memudar dengan alasan bahwa dunia saat ini butuh literasi dan siapapun berhak mempelajarinya secara bijak.
Indonesia saat ini berada dalam dua dimensi yang saling tarik menarik atau bahkan tolak menolak, dan tentu saja hanya orang-orang yang bisa menelaah dan terbuka wawasannya yang bisa menilai mana yang baik dan yang buruk sesuai keyakinan yang dianutnya.
Dan sedikit melompat dari pemahaman tentang ekstrim kiri maupun ekstrim kanan, karena buku-buku terbitan Amerika juga banyak yang dianggap pembodohan, khususnya buku-buku tentang ekonomi yang ternyata bertujuan untuk menciptakan perbudakan modern. Buku ini pun saat ini semakin dijauhi dan lagi-lagi generasi muda mencari genre lain yang dianggap sesuai dengan zaman saat ini yang begitu mendukung kemampuan individual dengan sedikit mengabaikan pengaruh barat.Â
Lalu, terkait buku, apa yang bisa kita pahami dari hobi membaca yang dianggap membahayakan dan upaya kita terhadap bahan bacaan adalah:
1. Membaca Bisa Menyesatkan, Jika Tidak Kritis