Rendang bukan hanya makanan, tapi bagian dari nilai dan jati diri orang Minang. Di balik proses memasaknya yang panjang, ada filosofi tentang kesabaran, ketekunan, dan penghormatan terhadap tamu.Â
Kini, randang bukan hanya milik orang Sumatra Barat. Ia sudah jadi milik Indonesia, bahkan dunia. Tapi seperti kata Prof. Gusti Asnan, kita tak boleh kehilangan konteks sejarah dan kulturalnya. Rendang harus tetap dikenal sebagai hasil dari kecanggihan lokal, bukan sekadar produk ekspor.
Dan itulah yang menjadikan redang bukan hanya makanan terenak di dunia, tapi juga salah satu warisan budaya kuliner paling kaya yang kita miliki.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI