Mohon tunggu...
Budi kenzin
Budi kenzin Mohon Tunggu... Manusia Biasa

Bukan suasana yang harus diganti, tapi hati yang harus diperbaiki. Hati yang hidup menghidupkan suasana.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Belajar dari Einstein, Kecerdasan dalam Kesederhanaan

6 Agustus 2025   19:38 Diperbarui: 6 Agustus 2025   19:44 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seringkali penjelasan yang kita sampaikan terkadang malah membuat bingung yang mendengar, mereka harus memutar otak lebih kencang dengan harapan bisa memahaminya. Teori, dalil dan apa pun itu sebagai bentuk penguatan materi justru semakin merumitkan pikiran pendengar. Apakah hal tersebut akibat kurang pahamnya kita dalam menguasi materi sehingga tidak bisa menyederhakannya. Jawabannya benar menurut Einstein. 

"Kalau kamu tidak bisa menjelaskan dengan sederhana, berarti kamu belum cukup paham" (Einstein)

Menyampaikan dengan sederhana bukan berarti pertanda dangkalnya pikiran, tapi justru menampilkan kecerdasan. Karena sesuatu yang rumit bisa diubah menjadi sederhana, adalah kerjaan yang butuh pikiran dalam. Namun, kurang cukup  memahami seringkali melebarkan materi dengan banyak teori. Padahal sederhana dalam penyampaian ide, gagasan atau materi lebih dibutuhkan daripada kompleksitas bahasan namun membingungkan.

Sama seperti kehidupan di dunia yang penuh dengan kompleksitas masalah yang dihadapi.  namun menjadi lebih ringan jika dapat disederhanakan. Sayangnya, mencari solusi dengan cara sederhana membutuhkan kerja keras otak dan pikiran cerdas. Banyak masalah yang membesar karena dibuat rumit oleh yang mengalaminya. Salah satu contoh merumitkan masalah adalah dengan masuknya amarah dalam diri sehingga harapan mengecilnya masalah justru semakin lebar dan panjang.

Jika kesederhanaan merupakan jalan pintas yang efektif dalam menguraikan sebuah persoalan maka menempuhnya adalah sebuah keharusan. Tidak perlu ragu apalagi malu dianggap tidak berpengetahuan karena dapat menyederhanakan. Justru banggalah memiliki kedalaman pikiran yang dapat mengubah kerumitan menjadi sederhana. Pelajari, pahami dan sederhanakan adalah kunci.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun