Dimasak dengan santan dan rempah, rendang pakis sering jadi teman nasi kuning atau lontong. Ini adalah contoh bagaimana orang Minang mendayagunakan alam sekitar menjadi santapan luar biasa.
7. Rendang kentang dan hati sapi
Dari Bukittinggi, lahirlah rendang berbahan kentang kecil dan hati sapi. Kentang digoreng dulu, lalu dimasak bersama hati sapi yang sudah direbus.Â
Teksturnya kontras, yaitu kentang lembut, hati sedikit liat. Ini adalah lauk wajib dalam acara pernikahan dan alek nagari, sebagai pelengkap rendang daging.
8. Rendang jengkol
Rendang ini berasal dari Bukittinggi, menggunakan jariang (jengkol). Prosesnya panjang. Mula-mula, jariang direndam, digoreng, direndam lagi, lalu dipipihkan dan dimasak dengan bumbu rendang.
Hasilnya empuk dan tidak bau, bahkan menjadi favorit bagi perantau yang rindu kampung. Rendang jariang menunjukkan bahwa bahan sederhana bisa jadi istimewa, asal diolah dengan sabar dan cinta.
9. Rendang belut
Di Batusangkar, belut (baluik) dibakar dulu di atas arang kelapa, lalu dibumbui jeruk nipis, garam, dan bawang putih, baru digoreng dan dimasak dengan bumbu rendang.Â
Rendang baluik ini unik karena ada aroma bakaran yang khas, gurih dan pedas. Biasanya disajikan dalam pesta panen atau acara adat keluarga tani.
10. Rendang paru
Disebut juga rendang rabu karena biasanya dimasak pada hari rabu oleh masyarakat Payakumbuh. Terbuat dari paru sapi, rendang ini punya dua versi, basah berminyak dan kering tahan lama.
Rasanya tajam dan teksturnya khas. Dulu dijadikan lauk tengah minggu, kini menjadi oleh-oleh khas yang unik dari Luak Limopuluah.
11. Rendang ikan
Dari Pesisir Selatan, lahirlah rendang dari ikan tongkol atau tuna. Rasanya lebih pedas, teksturnya ringan, dan cocok disantap dengan sambal lado mudo.
Rendang ikan ini biasa dibawa oleh nelayan dalam pelayaran, karena lebih ringan daripada rendang daging tapi tetap awet.