Mohon tunggu...
Lutfillah Ulin Nuha
Lutfillah Ulin Nuha Mohon Tunggu... Wahabi Lingkungan

Tumbuh sehebat do'a ibu | Menjadi ruang bagi ide-ide yang dianggap terlalu idealis untuk dunia yang sibuk menghitung untung-rugi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Jandapreneur: Dari Luka Menjadi Pelita Kehidupan

27 Juli 2025   07:00 Diperbarui: 27 Juli 2025   06:29 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Janda Muda 

Dewi S. bukan nama artis. Ia tidak dikenal media nasional, dan tak pernah masuk daftar pengusaha sukses. Tapi jika kamu datang ke pasar kecil di sudut Kota Malang, banyak ibu-ibu penjual yang akan menyebut namanya dengan kagum. Karena dari teras rumah kontrakannya yang hanya tiga petak, Dewi memulai sesuatu yang banyak orang anggap mustahil, bangkit dari luka menjadi tumpuan bagi banyak orang.

Awal yang Pahit

Tiga minggu sebelum melahirkan anak pertamanya, suami Dewi pergi dan tak pernah kembali. "Katanya ke luar kota cari kerja. Ternyata pergi dengan perempuan lain," ucapnya pelan.

Dewi mengalami depresi pascamelahirkan. Tak ada penghasilan tetap. Orang tua pun sudah wafat. Untuk bertahan, ia mulai membuat kue kering dan menitipkannya ke warung. Hari-hari pertama penuh air mata. Tapi setiap kali melihat anaknya menangis karena susu habis, Dewi tahu: ia tidak punya pilihan selain bangkit.

Dapur Sederhana, Semangat Luar Biasa

Berbekal resep peninggalan almarhumah ibunya dan modal pinjaman dari tetangga, Dewi memproduksi kue kering dalam jumlah kecil. Ia bangun pukul 3 pagi, produksi sendiri, antar sendiri, bahkan mencetak label kemasan dengan spidol di plastik es lilin.

Tapi konsistensi membuahkan hasil. Dalam waktu setahun, kuenya mulai dikenal di sekolah-sekolah dan kantor kelurahan. Ia menamai produknya "Dapur Dewi" bukan karena ingin branding, tapi karena itulah kenyataannya semua dimulai dari dapur.

Jandapreneur yang Mengangkat Sekelilingnya

Hari ini, Dewi mempekerjakan lima ibu rumah tangga tetangganya, yang kebanyakan juga janda. Ia tak sekadar menggaji, tapi juga melatih. Bukan sekadar membagi kerja, tapi juga membangun harapan.

Bagi Dewi, bisnis bukan soal untung rugi semata. Ini soal memberi martabat kepada perempuan yang terlalu sering dipandang sebelah mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun