Mohon tunggu...
luqman hidayat
luqman hidayat Mohon Tunggu... Seniman - warga sipil

Demi kalam dan apa yang mereka tulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Darah Penindasan

16 Mei 2021   07:30 Diperbarui: 16 Mei 2021   07:32 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara dunia menulikan telinga mereka

Jabatan membungkam mulut mereka

Dunia melumpuhkan jasad mereka

Penindasan-penindasan yang mereka rasakan

Tangis jerit seakan irama yang harus didendangkan

Melihat orang mati tergeletak berkainkafan merah darah bagi mereka perbuatan yang menyenagkan

Mengapa dunia ada, kalau hanya sebagai pangung penindasan

Mengapa tuhan mencipta manusia, kalau hanya akan saling bunuh-membunuh mengapai kekuasaan

Tuhan menciptakan dunia bukan untuk dijadikan gelangang pertarungkan

Tuhan mencipta manusia bukan untuk saling bunuh-membunuh

Melainkan wakil tuhan untuk menyebar sifat Ar-Rahman

Aku masih melihat bunga mawar itu tetap merunduk, semakin merunduk, dan

Akhirnya jatuh tertiup bau anyir darah penindasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun