Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memahami Buku Teori Discourse Melalui Cerita Pendek

27 Maret 2025   22:38 Diperbarui: 27 Maret 2025   22:39 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Dab membuka halaman pertama. "Di sini ada kata pengantar tentang definisi discourse. Katanya, discourse itu soal cara bagaimana makna dibangun di dalam masyarakat."

Mas Gondez tertawa seolah paham. "Oh... ini buku tentang cara orang memberi makna pada sesuatu. Keren juga nih. Kita bisa pelajari buku ini biar tahu lebih dalam tentang fenomena sosial."

Mas Dab mengangguk. "Bener. Kayak waktu kita ngobrol soal isu-isu di kampung kita. Setiap orang punya pandangan sendiri tentang apa yang terjadi."

Mas Gondez menambahkan. "Dan itu bisa jadi cermin dari sistem sosial yang lebih besar."

Mas Dab menunjukkan halaman lain. "Di sini juga ada bab tentang Saussure, Structuralism, dan Post-structuralism. Katanya tentang bagaimana bahasa dan simbol membentuk realitas sosial."

Mas Gondez makin ingin tahu, lalu mengambil buku itu dari tangan Mas Dab. "Wah, ini kayak buku teori tingkat lanjut. Apa kita bisa paham soal-soal inj?"

Mas Dab tersenyum. "Kalo kita pelan-pelan belajarnya pasti bisa. Kita kan bisa mulai dari bab pertama tentang definisi discourse."

Mas Gondez mengangguk. "Bagus. Nanti kita bisa diskusi bareng-bareng. Kita juga bisa undang Mas Ang buat bantu ngertiin bagian yang susah."

Mas Dab menutup buku itu. "Setuju. Aku rasa ini bakal nambah wawasan kita tentang kenapa dan bagaimana masyarakat kita memaknai isu-isu sosial secara berbeda."

Mereka segera membayar buku itu kepada pemilik toko yang sudah tua dan ramah. Pemilik toko itu menceritakan bahwa buku itu sudah lama ada di tokonya dan jarang ada yang tertarik padanya.

"Padahal isinya sangat menarik," kata Mas Dab sambil menyimpan buku itu di tas. Keluar dari toko, mereka berjalan menuju kafe kecil di seberang jalan untuk mulai membaca buku itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun