Mohon tunggu...
lilis ernawati
lilis ernawati Mohon Tunggu... Dosen - Saya seorang guru/dosen yang saat ini sedang aktif di grup menulis, inovasi pembelajaran dan public speaking. Saat ini sudah berhasil membuat 9 buku antologi dan aktif mengikuti lomba-lomba menulis di beberapa link

Saya mengenyam pendidikan dasar, menengah dan atas di kota kelahiran kuningan. Sedangkan pendidikan tinggi di kota garut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Anakku

12 Januari 2023   03:23 Diperbarui: 12 Januari 2023   03:26 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesampai di rumah sakit, anakku langsung di bawa ke IGD, dan ditangani oleh dokter. Tangannya di infus dan diberi pipa oksigen ke hidungnya. Aku tak tega melihatnya. Gadis kecilku yang putih dan montok, kini terbaring kesakitan, sementara aku tak tahu apa yang  harus aku lakukan, dan apa yang telah terjadi padanya. Aku hanya bisa menangis saja.

Beberapa saat kemudian,  Alhamdulillah dia sudah terlihat tenang. Petugas kesehatan dari Batalyon 303 menanyakan kondisi anakku.

"Bu, bagaimana keadaannya? Apa perlu dirujuk ke Dustira Bandung,"Tanya Om Iman.

"Kata Dokter sudah bisa ditangani dan sebentar lagi masuk ruangan, sekarang lagi disiapkan, Jawabku.

"Syukurlah,  kalau begitu kami pulang dulu yah bu, Dan, "Kata Om Rudi, supir ambulan

Tak berapa lama kemudian, suster bilang jika ruangan sudah siap dan kami bisa pindah ke kamar. Kamipun bergegas ke kamar. Setelah pindah ke kamar, aku mulai tenang dan ijin ke suamiku ingin mandi dulu karena dari pagi belum mandi.

"Mas, jagain dede yah, saya mandi dulu,"ucapku.

'Iya,"jawab suamiku.

Selesai mandi kusuruh suamiku sholat jumat, tapi dia bilang ingin di sini saja. Biar sholat di sini saja. Aku baru teringat jika aku tidak membawa pembalut, tissue dan perlengkapan  lainnya. Setelah suamiku sholat, aku minta tolong dia belanja dulu ke supermarket.

Pergilah suamiku ke supermarket sekalian membeli makan siang. Karena lapar dari pagi tidak sempat makan dulu. Saat suamiku tidak ada, aku bersih-bersih kamar, dan tiba-tiba ada petugas kesehatan yang datang dan mau menyuntik anakku, tapi katanya harus di tes dulu suntikannya takut alergi, dan tangan yang telah disuntiknya itu diberi tanda lingkaran. Aku menurut saja.

Tak lama kemudian, anakku kejang lagi. Aku kaget sekali, sementara suamikupun takada, bagaimana ini. Aku berlari sekencang-kencangnya ke ruang IGD sambil membawa anakku yang membiru dan kejang. Luka bekas  melahirkan tak kurasakan, orang-orang yang melihatkupun tak aku perhatikan. Aku hanya ingin agar anakku segera ditolong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun