Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anakku! Ibu Rindu: Lebaran Terakhir

23 Maret 2024   12:19 Diperbarui: 23 Maret 2024   12:39 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen by: www.bing.com

Kerinduan seorang Ibu

Ibu Inem! Ia tinggal sendirian di rumah kayu tua, bertahun-tahun lamanya, menanti kepulangan anak laki-satunya, Seno. Sudah sepuluh tahun merantau di negeri orang.

Setiap lebaran, Ibu Inem merayakan hari kemenangan dengan sepi. Hati ibu hancur, harapannya semakin tipis. Setiap sujudnya, doa-doa memohon agar Seno kembali menghiasi rumahnya. Namun, waktu terus berlalu, dan setiap lebaran, Inem hanya ditemani oleh kesunyian dan kenangan serta air mata.

Tahun ini, lebaran tiba lagi. Ibu Inem menyiapkan ayam rendang, aroma rempahnya mengisi ruangan. Namun, dalam hati, ia merasa lebaran kali ini seperti mimpi yang tak mungkin terwujud. Seno sudah terlalu lama pergi, dan harapan-harapan itu kini hanya sebatas debu di angkasa.

Malam lebaran, Ibu Inem duduk di teras rumahnya. Bulan purnama bersinar terang, mengiringi doanya yang terus mengalir diantara suara takbir lebaran yang menggema "Ya Allah, pulangkanlah Seno ke pelukan ibunya," bisiknya dengan mata berkaca-kaca. 

Tiba-tiba, dari kegelapan malam, terdengar suara lembut, "Assalamualaikum, Ibu."

Ibu Inem menoleh. Di hadapannya, Seno berdiri dengan senyum lebar. Wajahnya yang pernah hilang kini kembali hadir. Ibu Inem tak percaya, tangannya gemetar saat memeluk anaknya. "Seno, anakku!" Ucapannya lirih 

Namun, kebahagiaan itu hanya bertahan sebentar. Keesokan harinya, saat Seno dalam perjalanan pulang dari sholat idul fitrii, ia tertabrak mobil dan meninggal dunia. Ibu Inem menangis histeris. Kerinduan yang baru saja terlepas kini harus digantikan oleh kesedihan yang lebih dalam.

Dalam doanya yang terakhir, Ibu Inem memohon kepada Allah. "Terima kasih, Ya Allah, karena telah mengembalikan Seno sejenak ke pangkuanku. Meski hanya sesaat, aku merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Kini, izinkan aku melepaskan kerinduan dan menerima kenyataan. Seno telah kembali, ke pangkuan Ilahi.

Setelah kepergian Seno untuk selamanya, hari-hari Ibu Inem lalui dengan keheningan seorang diri, setiap malam Ibu Inem memandangi langit. Bintang-bintang bersinar, mengingatkannya pada anak yang kini berada di alam lain. Ia tahu, Seno telah menemukan kedamaian yang selama ini dicarinya. Dan meski hati ibu ini hancur, ia tahu, cinta dan kerinduannya tak akan pernah mati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun