Mohon tunggu...
lilis ernawati
lilis ernawati Mohon Tunggu... Dosen - Saya seorang guru/dosen yang saat ini sedang aktif di grup menulis, inovasi pembelajaran dan public speaking. Saat ini sudah berhasil membuat 9 buku antologi dan aktif mengikuti lomba-lomba menulis di beberapa link

Saya mengenyam pendidikan dasar, menengah dan atas di kota kelahiran kuningan. Sedangkan pendidikan tinggi di kota garut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Anakku

12 Januari 2023   03:23 Diperbarui: 12 Januari 2023   03:26 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"iya, jangan lupa ari-ari dan  kain bekas lahiran bawa pulang, minta tolong mak yayah aja membersihkannya sekalian, "kataku.

"iya, "jawab suamiku.

Suamiku pergi dan menutup pintu kamar, sementara aku tak terasa ketiduran. Mungkin karena lelah setelah berjuang melahirkan bayi kecilku ini.

Tak terasa, waktu terus berjalan. Pukul 14,00 wib, suami dan anak-anakku datang. Mereka sangat senang menyambut adik barunya. Aku pun tersenyum melihat tingkah mereka.

Karena aku melahirkan normal, dan kondisinya sehat, dokter memperbolehkan aku dan bayiku pulang cepat. Suamikupun menelpon petugas kesehatan Batalyon 303 memberitahukan jika kami bisa pulang.

Sambil menunggu ambulan tiba, akupun makan di suapi oleh anakku yang kedua, abang Sutan. Aku terharu melihat kasih sayang yang dia berikan, semoga dia selamanya akan menyayangiku hingga aku renta kelak.

Mobil Ambulanpun tiba dan kami pulang ke rumah. Alhamdulillah, banyak tetangga yang berdatangan menjenguk bayi kecil yang menggemaskan ini.

Bayi kecilku, diberi nama Faiqatuzihni zulfa ulya mufidah dengan harapan semoga gadis kecilku ini menjadi anak yang berakhlak mulia dan menjadi anak pintar yang solehah. Amin.

Hari berganti hari, tak terasa tiga hari sudah anakku terlahir kedua ini. Kata Mak Yayah, mumpung masih kecil, segera ditindik dan dipasangkan anting-anting karena bergitulah ilaharna jika gadis kecil dilahirkan. Pasti akan ditindik telinganya dan dipasangkan perhiasan.

Begitupun dengan dede Faiqa, telinganya ditindik oleh Ibu bidan Siti, dia menjerit kesakitan. Hingga hatiku terbawa sakit. Tak tega mendengar tangisannya. Namun apadaya, adat telah menjadi suatu kebiasaan.

Hari ketujuh, kami mengadakan acara syukuran kelahiran yaitu aqiqah, seperti umumnya melahirkan anak perempuan, maka satu kambing dipotong dan dibagikan ketetangga semuanya. Begitupun dengan keluargaku, mengadakan acara yang sama. Ibu dan mertuakupun hadir, dan ikut membantu memasak beserta ibu-ibu kompi cheetah dan kompi banteng. Ramai sekali suasana rumahku, ada gelak tawa dan senda gurau menceritakan saat-saat mereka kemarin-kemarin berjuang dan bertanding kasti, bola volley, senam, tumpeng, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan hymne persit. Seru sekali, dan akupun ikut nimbrung sambil membantu memasuk-masukan hidangan ke dalam kotak berekat berisi makanan yang akan dibagikan. Acara dilanjutkan dengan pengajian dan pengguntingan rambut sebagai rangkaian prosesi acara aqiqah yang dipimpin oleh ustadz ujang yang ada di batalyon 303.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun