Mohon tunggu...
lilis ernawati
lilis ernawati Mohon Tunggu... Dosen - Saya seorang guru/dosen yang saat ini sedang aktif di grup menulis, inovasi pembelajaran dan public speaking. Saat ini sudah berhasil membuat 9 buku antologi dan aktif mengikuti lomba-lomba menulis di beberapa link

Saya mengenyam pendidikan dasar, menengah dan atas di kota kelahiran kuningan. Sedangkan pendidikan tinggi di kota garut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Anakku

12 Januari 2023   03:23 Diperbarui: 12 Januari 2023   03:26 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah prosesi acara pengajian, tamu-tamupun pulang. Tinggallah kami sekeluarga bersama ibuku dan ibu mertuaku.  Namun merekapun besok harinya pulang karena mereka mempunyai pekerjaan di kampungnya.

Hari-hari berjalan penuh dengan kebahagiaan. Setiap hari De Faiqa menunjukkan perkembangannya. Pipinya makin gembil, sehingga makin jelaslah sipit matanya karena terdesak oleh pipinya yang tembem.

Hingga suatu hari tepatnyaitu tanggal 5 April 2007, suamiku menjadi  petugas piket di batalyon sehingga tidak tidur di rumah. Sementara itu lampu mati sejak magrib hingga pagi menjelang. Rumahku yang biasa terang benderang oleh lampu menjadi temaram.

Kesatriaan 303 Cikajang Garut merupakan tempat bercuaca dingin. Sehingga setiap rumah pasti memiliki pemanas air, bahkan ada yang memiliki pemanas ruangan. Kami tidak mempunyai pemanas ruangan makanya  oleh tentara bagian PIMU yaitu  Pak Rahmat dibuatkan rangkaian papan balok yang bisa dipasangi lampu 100 wattan sebanyak 3 buah. Lumayan cukup menghangatkan ruangan kamar anakku agar tidak kedinginan.

Saat Dede Faiqa lahir, balok lampu yang biasa ada di kamar anakku yang dua, kupindahkan ke kamarku, sehingga bayi kecilku tidak kedinginan. Namun sayang  malam itu karena mati lampu, ruangan kamarkupun menjadi terasa dingin. Aku hanya menggunakan  lampu emergency saja, takada kehangatan. Anakku yang dua sudah tertidur pulas begitupun dengan Dede Faiqa.

Namun, perkiraanku rupanya salah. Sepertinya Dede Faiqa kedinginan hanya saja aku tidak mengerti. Aku hanya menyelimutinya saja dengan selimut tebal, akan tetapi  semalaman  dia diam saja, Kubangunkan untuk minum Asi, namun dia tidak lapar sepertinya. Aku kembali tertidur. Hingga pagi tiba. Kulihat bayi kecilku, mengapa dia tumben tidak menangis meminta minum  asi. Kuangkat tubuhnya, dia lemas sekali. Aku bingung. Taklama kemudian suamiku datang dan menanyakan mengapa aku  menangis dan seperti kebingungan.

"Mas, dede mas, dia lemas sekali,"kataku sambil menangis. Suamiku langsung masuk ke kamar dan melihat Dede Faiqa.

"Suamiku langsung memanggil petugas kesehatan dan meminta tolong Bamin memanggil Mak Yayah. Tak lama kemudian petugas kesehatan mengecek kondisi Dede Faiqa, begitupun dengan Mak Yayah. Dan mereka mengusulkan agar kami segera membawanya ke rumah sakit.

Sambil bersiap-siap aku perhatikan terus anakku, dan tiba-tiba dia mengerang seperti kesakitan, tubuhnya membiru dan kejang. Aku teriak sambil menangis.

"Maaaaaas,....dede mas, "teriakku histeris.

Suamiku  yang sedang mengobrol dengan Bamin berlari ke kamar dan memanggil ambulan agar segera datang. Ambulanpun datang dan kami bersiap ke rumah sakit. Anakku yang dua kembali ditinggalkan dan dititipkan ke tetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun