Mohon tunggu...
Arief Ikhsanudin
Arief Ikhsanudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Halo.. Saat ini saya adalah jurnalis salah satu berita online. Meski tak rajin, saya senang bersepeda, dan berjalan kaki.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Anakku dan Kelopak Bunga Warna-warni

4 Maret 2024   15:00 Diperbarui: 4 Maret 2024   15:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan bunga dengan kelopak berwarna warni karya anakku (dok.Arief Ikhsanudin).

Anakku sangat suka mewarnai. Dia pasti ingin melukis jika melihat ada penjual kertas gambar ditempel di styrofoam yang dijual. Seperti pagi kemarin, saat dia jalan-jalan bersama Ambu nya. Namun, hasil lukisan dan mewarnai anakku berbeda dengan anak-anak lainnya. 

Dia pernah bilang bahwa dia suka warna warni. Bahkan, beberapa kali dia bicara soal penggabungan dari tiga warna dasar, merah, kuning, biru. 

Saat dia melukis, aku atau istriku tak pernah berusaha untuk memberikan arahan, atau mengoreksi goresan warna yang dia ciptakan. Menurutku, lukisan itu adalah karya dia, jadi terserah dia mau dibuat apa. Hanya bicara hasilnya bagus. 

Anakku mengerti soal warna benda. Mawar itu merah, jeruk itu oranye, dan sebagainya. Namun, dia lebih sering memberikan warna yang berbeda dengan warna asli benda tersebut. 

Seperti pada hari ini, dia mewarnai kelopak bunga berwarna warni. Wajarnya kelopak bunga, seharusnya hanya satu warna. Namun, dia mencampurkan kuning di satu kelopak bunga, dan ungu di kelopak bunga lain. Warna kelopak bunga satu dengan bunga lain pun berbeda-beda. 

Tak hanya itu, anakku tak membiarkan latar putih. Tak cukup satu warna, anakku mewarnai latar dengan empat warna. Biru, ungu, hijau, dan pink. 

Tak sampai di situ, dia pun menambahkan tanda cinta pada pot bunga. Padahal, tak ada tanda tersebut dalam konsep gambar dari pedagang. 

Aku tak tahu bagaimana secara teori perkembangan anak. Namun, aku menilai bahwa anakku terlampau kreatif. Dia tak segan menciptakan hal yang berbeda sesuai dengan yang dia inginkan dan anggap baik. 

Hal yang aku takutkan adalah dia akan bertemu dengan orang-orang yang tak bisa menghargai perbedaan. Warna kelopak bunga yang warna-warni tak akan dianggap wajar oleh orang yang saklek pada pakem. Lebih bahaya lagi kalau orang tersebut adalah gurunya. 

Aku hanya ingin anakku terus berkembang dan tak takut mengeluarkan imajinasinya. Bukankah Albert Einstein sangat mementingkan imajinasi. Dia pernah berujar, “Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan terbatas. Imajinasi mengelilingi dunia.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun