Mohon tunggu...
lilis ernawati
lilis ernawati Mohon Tunggu... Dosen - Saya seorang guru/dosen yang saat ini sedang aktif di grup menulis, inovasi pembelajaran dan public speaking. Saat ini sudah berhasil membuat 9 buku antologi dan aktif mengikuti lomba-lomba menulis di beberapa link

Saya mengenyam pendidikan dasar, menengah dan atas di kota kelahiran kuningan. Sedangkan pendidikan tinggi di kota garut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Anakku

12 Januari 2023   03:23 Diperbarui: 12 Januari 2023   03:26 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun sayang, ternyata dokter jaga hari itu sedang keluar menjemput anaknya sekolah. Lalu bagaimana dengan anakku yang sedang kritis, yang dia bilang tadi sudah stabil keadaannya.

Anakku kembali diperiksa, denyut jantungnya mulai melemah dan di tempelkan alat penghentak jantung, aku sudah berteriak-teriak ketika suamiku datang, Diapun kaget, mengapa sampai terjadi demikian. Berulang kali alat penghentak jantung  itu dicoba ditempelkan di dada anakku. Namun takdir berkata lain, ku lihat jari-jari  kaki anakku ada gerakan biru yang berjalan merayapi kakinya, pahanya, badannya dan terakhir detak jantungnya,......dan tuuuuut ........bunyi alat pengecek detak jantung, yang menandakan jika jantung anakku berhenti.

Suamiku yang sedang mengaji terus mengaji semakin keras, menahan tangis. Aku terpaku di samping anakku yang sedang diambil ruhnya oleh yang maha kuasa. Ku terduduk lemas, takada kata yang bisa kuucapkan selain airmata yang terus berderai.

Anakku buah hatiku, walau kau telah tiada, akan tetapi kenangan indah bersamamu akan terus terkenang di hati ayah  ibu dan kakak-kakakmu. Semoga kamu bahagia di alam sana bersama sang kuasa yang lebih mencintai dan menyayangimu.

Suamiku langsung memberitahu Bamin di kantornya, keluarga dan ambulan. Baminpun datang bersama ustadz ujang, anakku langsung dimandikan dan dikafani. Aku masih diam terpaku dalam kesakitan hati yang begitu dalam. Anakku, kamu benar-benar ditemani papahmu dari mulai hamil,lahir hingga meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun