5. Paket wisata fleksibel & layanan adaptif
Layanan yang memungkinkan pembatalan atau penjadwalan ulang, adaptasi terhadap regulasi kesehatan, pilihan akomodasi yang menjaga jarak, serta pengalaman wisata yang bisa disesuaikan dengan preferensi pengguna (misalnya, private tour, time slots).
Contoh Nyata dari Indonesia
- Yogyakarta: Studi menunjukkan wisatawan di Yogyakarta kini lebih memperhatikan aspek kebersihan, memilih destinasi alam dan terbuka, dan merencanakan perjalanan dengan jauh lebih teliti.
- Kebijakan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif: Menekankan konsep "pariwisata baru" (personalized, customised, localized, smaller in size), keamanan dan kesehatan menjadi kunci dalam atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.
- Kolaborasi dan pemberdayaan UMKM: Pemerintah mendorong komunitas lokal, pelaku UMKM, dan startup pariwisata sebagai bagian dari strategi ketangguhan agar pariwisata tak hanya mengandalkan pemain besar saja.
Tantangan yang Masih Harus Dihadapi
- Adaptasi bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan besar yang dihadapi destinasi populer:
- Ketidakpastian regulasi dan kesehatan global: Varian virus baru, kebijakan pembatasan perjalanan yang berubah-ubah membuat perencanaan jangka panjang sulit.
- Keterbatasan infrastruktur dan sumber daya lokal: Banyak destinasi lokal yang fasilitasnya belum siap, misalnya sanitasi, transportasi, dan digitalisasi.
- Biaya adaptasi: Standar kebersihan, digitalisasi, promosi memerlukan dana dan kapasitas yang tak semua pelaku usaha punya.
- Perubahan ekspektasi wisatawan yang cepat: Wisatawan kini lebih kritis terhadap keamanan, pengalaman unik, dan nilai keberlanjutan; destinasi harus terus membarui diri agar tidak ketinggalan.
Peluang Besar ke Depan
Di balik perubahan dan tantangan, ada peluang yang bisa dimanfaatkan:
1. Wisata lokal / domestik sebagai tulang punggung pemulihan
Potensi besar untuk destinasi-desa, wisata alam, budaya lokal yang sebelumnya kurang diekspos.
2. Ekoturisme dan wisata berkelanjutan
Dengan kesadaran akan lingkungan meningkat, destinasi yang menggabungkan pelestarian alam dan budaya akan menjadi pilihan menarik.
3. Inovasi digital & experience yang terpersonalisasi
 Wisata virtual, augmented reality, storytelling lokal, pengalaman "off the beaten path" bisa jadi pembeda.
4. Kerja sama publik-swasta & lintas sektor
Kolaborasi dengan sektor kesehatan, transportasi, ekonomi kreatif, komunitas lokal, dan pemerintah daerah agar adaptasi lebih menyeluruh dan manfaat dirasakan banyak pihak.