Pariwisata pasca-pandemi bukan hanya soal kembali seperti dulu, tetapi transformasi: destinasi wisata harus berubah agar relevan bagi wisatawan yang kini lebih peka terhadap kesehatan, keamanan, fleksibilitas, dan keberlanjutan. Adaptasi bukan opsi melainkan keharusan.
Destinasi populer yang sukses bukan hanya yang menarik banyak pengunjung, tetapi yang mampu:
- Memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan preferensi wisatawan,
- Menjaga kesehatan serta keamanan sebagai bagian dari pengalaman wisata, memanfaatkan digitalisasi & teknologi, dan menggabungkan pendekatan keberlanjutan dan lokalitas.
Jika strategi-strategi tersebut dijalankan dengan konsisten dan inklusif, maka bukan hanya destinasi lama yang bisa bangkit, tetapi destinasi baru memiliki kesempatan untuk muncul sebagai destinasi pilihan wisatawan masa depan.
Rekomendasi Untuk Pelaku Pariwisata dan Pemerintah Daerah
- Lakukan survei lokal terhadap wisatawan untuk memahami preferensi pasca-pandemi secara spesifik (karena tiap destinasi punya karakter berbeda).
- Perkuat fasilitas kesehatan dan kebersihan di destinasi, termasuk sertifikasi atau pengakuan untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan.
- Dorong digitalisasi hingga ke level UMKM (website, media sosial, reservasi online, pembayaran non tunai).
- Manfaatkan promosi digital dan storytelling lokal sebagai cara membedakan destinasi.
- Jadwalkan kapasitas kunjungan agar tidak overload dan menjaga pengalaman pengunjung tetap bagus.
Semoga destinasi-destinasi populer di Nusantara makin tangguh, kreatif, dan ramah untuk wisatawan masa depan. Karena liburan yang baik bukan hanya soal pemandangan, tetapi rasa aman, nyaman, dan makna yang kita bawa pulang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI