Suatu malam
Saat aku duduk dipinggir jalan menunggu bis perjalanan Kediri - Surabaya
Disampingku pun duduk seorang wanita dengan kacamata sabyannya.
"Kamu cantik, jika kau bisa tersenyum aku akan jatuh hati padamu"
"Heh mas, kamu jangan kurang ajar ya"
Spontan gertakan wanita disampingku membuat imajinasi puisi tentang bunga yang kupandang di ujung sebrang buyar.
Dan juga es teh bungkus ditanganku tumpah.
Melihat itu, wanita yang garang menjadi lembut
"Ih mas sayang"
"Aku juga" (jawabku)
"iih dasar cowok kurang ajar, gak tau diri, gak tau sopan santun ya" crewet ketusnya kembali muncul memarahiku
Aku yang sedari tadi mengalah karena memang aku tak salah, maka aku angkat bicara
"Mbak, saya ini salah apa? Saya tak pernah menyapa mbaknya kok tiba-tiba mbak marah? Saya berpuisi tentang bunga di seberang sana, mbak malah memaki kurang ajar. Saya menyayangkan es saya yang jatuh, sampean bilang gak tau diri. Saya ini salah apa mbak?"
Wanita yang akhirnya kutau bahwa wanita ini penyuka puisi, maka dia berubah lembut nan santun
"Oooh, masnya ini penulis puisi. Coba dong mas bikin puisi khusus buat aku"