Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malaikat Itu Tak Lelah Mencintai

6 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 6 Maret 2019   06:05 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hatinya melagukan mada syukur. Syukur karena Allah masih memberinya hidup dan kesempatan untuk merawat Silvi sekali lagi. Entah masih ada esok untuknya atau tidak.

Dentingan piano Calvin tak membangunkan Silvi. Nampaknya ia begitu kelelahan. Calvin bermain piano selama beberapa saat. Setelah itu, ia beranjak menyeduh teh dan menyalakan komputernya. Meneruskan rutinitasnya sebagai blogger. Menulis tentang kapitalisme dan keadilan sosial.

Tengah sibuk merangkai kata, tetiba Calvin terbatuk. Darah mengalir bersama dahak. Tulang punggungnya seakan tertarik, sakit sekali.

Ribuan jarum jahat menusuk punggungnya. Tidak, jangan sekarang. Tulisannya belum selesai. Izinkan ia bertahan sebentar lagi.

Bentuk pemaksaan dirikah? Tidak. Calvin terus menulis sambil terbatuk-batuk. Serangan itu lebih sering terjadi. Berat, menyakitkan, tetapi ia jalani dengan ikhlas.

Darah itu menetes ke atas keyboard. Beberapa bercak merah menodai tangannya. Sebentar lagi selesai, sungguh sebentar lagi.


Hanya sekedar berbagi.

Kalimat penutup untuk tulisannya. Ya, selesai. Tinggal melabeli. Jeda sejenak. Ia berhenti untuk menyesap teh. Berharap sakitnya pergi.

Calvin belum letih melawan penyakitnya. Ia bertahan demi Silvi, demi perusahaannya, demi pembaca websitenya. Hanya demi mereka, sungguh hanya demi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun