Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malaikat Itu Tak Lelah Mencintai

6 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 6 Maret 2019   06:05 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nope. You're still my Princess, today and forever."

Silvi tertunduk dalam. Sedih, marah, dan takut mengguncang perasaannya.

Anak-anak listrik di langit sana menyemburkan kilatan. Silvi gemetar ketakutan. Calvin memeluknya.

"Lepaskan aku! Lepas!" Wanita Manado Borgo itu berteriak.

Pelukan Calvin begitu lembut dan hangat. Wangi khas Calvin terhirup di hidung Silvi. Sejak dulu, wangi tubuh Calvin tak pernah berubah: Blue Seduction Antonio Banderas.

"Aku akan tetap memeluk putri cantik yang takut petir ini sampai ia tenang."


Calvin, sungguh hanya Calvin yang memahami Silvi. Dia memahami tanpa menghakimi.

Sejurus kemudian, Silvi mencakar tangan Calvin. Kuku lancip berkuteks merahnya terhujam, menimbulkan luka kecil. Ia belum puas. Ia menampar pipi pria yang telah menjaganya selama beberapa tahun itu. Memar kebiruan tercetak mulus di sana.

"Lukai aku, asal jangan lukai dirimu sendiri." ujar Calvin pelan. Ia ikhlas, amat ikhlas dilukai istrinya.

"Dimana kamu saat pertama kali aku buta, Calvin Wan?! Dimana kau saat kontrakku diputus agency itu! Kau tak sedikit pun memberikan waktu untukku!"

Wanita yang lahir di awal musim gugur itu terisak. Ia histeris, kehilangan kontrol diri, dan melukai Calvin. Sakit hatinya, frustrasi jiwanya, putus asa hidupnya karena dikurung kegelapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun