Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malaikat Itu Tak Lelah Mencintai

6 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 6 Maret 2019   06:05 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Silvi...my Princess, aku percaya orang yang kehilangan penglihatan masih bisa menjadi model. Aku akan membantumu. Kau pasti bisa meraih impianmu."

Lembut, lembut sekali Calvin menenangkan Silvi. Pria berhati malaikat itu tak setengah-setengah. Demi Silvi, ia menyerahkan perusahaannya untuk diurus sepupunya. Kini Calvin memilih menjadi blogger dan trader. Agar lebih mudah untuk mensupport istrinya.

Dalam pelukan Calvin, Silvi menumpahkan kegalauannya. Kegalauan bertemu ketenangan. Kesedihan bertemu penghiburan. Ketidakrelaan bertemu keikhlasan. Kecantikan bertemu kelembutan. Manado Borgo bertemu Tionghoa. Kaukasoid bertemu oriental. Mata biru bertemu mata sipit. Gaun putih bertemu jas hitam. Silvi Tendean bertemu Calvin Wan.

Lelah menangis, Silvi tertidur. Calvin menggendongnya ke kamar. Membaringkan Silvi di ranjang, menyelimutinya, lembut mencium keningnya.

"Selamat tidur, Princess. Aku mencintaimu."

Jemari lentik Silvi mencengkeram tangan Calvin. Dalam tidurnya, ia mengigau.


"Calvin, jangan tinggalkan aku."

"Aku tidak akan pergi selama kau masih membutuhkanku."

Ditatapnya wajah Silvi lekat-lekat. Cantik, lebih dari sekedar cantik. Silvi adalah Princessnya Calvin. Seburuk apa pun tingkah Silvi, Calvin takkan meninggalkannya. Calvin akan terus mencintai Silvi hingga ia berhenti bernafas.

**   

Malam melarut. Kamar tidur mewah bernuansa broken white itu sunyi. Tak bisa tidur, Calvin menikmati sepi. Menatap wajah cantik Silvi tak puas-puasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun