Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Lepaskan Harapanmu

23 Agustus 2017   06:10 Diperbarui: 23 Agustus 2017   21:13 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku pilih home care saja."

"Jangan, Calvin. Tetaplah jalani perawatan di sini. Bersabarlah sedikit lagi, kamu pasti akan sembuh. Aku akan segera melakukan tes kecocokan hati."

Tes kecocokan hati? Transplantasi hati? Masihkah ada gunanya?

Tuan Calvin berada di puncak kesedihan dan frustasi. Penyakitnya tak juga menemukan titik kesembuhan. Kanker hati telah menghancurkan separuh hidupnya. Menghilangkan kesempatannya untuk melanjutkan keturunan, menghambat fungsi sebagian besar organ tubuhnya, dan menghalanginya berbuat kebaikan. Seketika ia teringat Nyonya Calisa. Gegara masuk rumah sakit, Tuan Calvin tak bisa mengecek ke lokasi. Ia sudah mengecewakan Nyonya Calisa.

"Aku sudah mengecewakan Calisa..." Tuan Calvin berbisik, kesedihan menyelimuti hatinya.

"Seharusnya aku bisa mengecek ke lokasi. Hanya 30 kilometer dari sini, apa artinya jarak yang jauh demi menolong orang lain? Aku gagal membantu ayah dan anak yang tidak berdaya itu."

Sungguh, Tuan Calvin merasa bersalah. Ia merasa dirinya tak berguna.

"Kamu sudah membantu, Calvin. Lihat ini." Seraya berkata begitu, Wahyu menunjukkan tabnya.

"Tulisanmu di media citizen journalism dibaca ribuan orang. Bahkan masuk jajaran nilai tertinggi dan terpopuler. Come on, Calvin Wan. Kamu sudah banyak membantu."

Ditatapinya layar tab itu setengah tak percaya. Benarkah begitu? Ia harus membuktikan satu hal.

Berharap Nyonya Calisa sudah selesai dengan ritual ibadah dan doa, Tuan Calvin menghubunginya. Video call seperti biasa. Sesuai harapan, Nyonya Calisa langsung menerimanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun