Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Takdir Berpihak Padanya

14 Agustus 2017   06:00 Diperbarui: 14 Agustus 2017   22:44 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Janji harus ditepati. Begitulah prinsip Tuan Calvin. Pria tampan itu keluar dari pekerjaannya demi Clara. Bersedia mengubah jalan hidup demi memperbanyak waktu untuk putri tunggalnya yang jelita.

Clara tak hanya butuh materi. Ia pun memerlukan kasih sayang, perhatian, dan waktu. Jika tetap bertahan pada pekerjaannya sebagai business development manager, Tuan Calvin takkan punya banyak waktu untuk Clara. Sebaliknya, kini waktunya jauh lebih banyak. Independent worker nampaknya menjadi pilihan terbaik.

Soal finansial? Nampaknya ia tak perlu risau. Bisnis cafe yang dijalankannya bersama Nyonya Calisa sudah lebih dari cukup. Sebelum resign, Tuan Calvin telah menyiapkan dana cadangan bila terjadi hal yang tak diinginkan sewaktu-waktu. Segala risiko dipertimbangkan. Butuh waktu setahun bagi Tuan Calvin untuk memikirkan semuanya. Bermula dengan diskusi pada diri sendiri, lalu berdiskusi dengan orang lain. Akhirnya, keberanian itu bangkit. Keberanian untuk resign dan mengubah jalan hidup. Demi cintanya pada Clara.

Tuan Calvin mempunyai pendirian yang kuat. Ia tak mudah terpengaruh. Silakan orang mau menilai apa. Toh dirinya yang menjalani. Dirinya pula yang menanggung risiko.

Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Kini setelah resign, Tuan Calvin lebih fokus membesarkan dan mendidik Clara. Mendampingi anak cantik itu meraih masa depan. Mempersiapkan masa depan Clara dengan baik. Clara tak hanya butuh Bunda. Ia pun butuh Ayahnya. Sebab Clara sangat dekat dengan Tuan Calvin.

Clara adalah prioritas utama. Begitu inginnya ia menentingkan Cclara di atas kepentingannya sendiri. Sampai-sampai Tuan Calvin keluar dari rumah sakit lebih cepat. Kembali ke rumah, kembali mengasuh Clara dengan penuh kasih sayang.

Pagi ini, setelah menyelesaikan pekerjaan dan artikel untuk media citizen journalism, Tuan Calvin menemani Clara belajar. Dengan sabar memberikan materi-materi pelajaran. Homeschooling memudahkan Tuan Calvin memantau langsung perkembangan putrinya. Syukurlah Clara tergolong anak yang cerdas. Dapat menyerap dengan cepat berbagai materi pelajaran. Tuan Calvin, Nyonya Calisa, dan guru pendampingnya tak pernah kesulitan mengajari Clara.

Suasana belajar pun kondusif. Membuat Clara semakin mudah dalam proses. Meski homeschooling, Clara tak pernah mengalami hambatan dalam bersosialisasi. Ia punya banyak teman. Clara berinteraksi dengan teman-temannya di tempat les piano, sekolah modeling, dan lembaga tahfidzh Quran. Tiap kali mengikuti kegiatan non akademis yang berfungsi mengasah talentanya, Clara selalu mendapat banyak teman. Tuan Calvin dan Nyonya Calisa menanamkan sifat percaya diri di hatinya. Beruntungnya lagi, lingkungan sangat mendukung perkembangan psikologis Clara. Bullying, makian, dan hinaan tak pernah dirasakannya. Sebaliknya, Clara dikagumi dan menjadi inspirasi untuk teman-temannya.

Selesai belajar, Tuan Calvin mengajak Clara ke kamar bermain. Menemani gadis kecilnya bermain. Di ruangan berukuran sedang dan bercat pastel itu, semua mainan tersedia. Meminjam mainan orang lain bukanlah kebiasaan Clara. Tuan Calvin melarangnya. Larangan Tuan Calvin cukup beralasan. Di rumah, Clara sudah punya semua jenis mainan yang diinginkannya. Praktis, Clara tak pernah tertarik dengan mainan orang lain.

Memiliki anak perempuan adalah keinginan yang telah lama terpendam. Kini harapan itu terkabul. Tuan Calvin sangat mensyukurinya. Salah satu caranya bersyukur adalah merawat Clara sebaik-baiknya. Menjaga, merawat, mendidik, dan melindunginya. Selain Nyonya Calisa, Clara adalah hartanya yang paling berharga. Ia akan menjaga kedua hartanya itu sepenuh jiwa.

Sebaliknya, Clara pun mencintai Tuan Calvin. Ayah adalah gravitasi hidupnya. Tempatnya mencurahkan cinta, kasih, dan rasa terima kasih. Tak heran bila Clara sangat sulit dipisahkan dengan Tuan Calvin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun