Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ke Mana Hatiku Akan Bermuara?

16 Mei 2017   06:58 Diperbarui: 16 Mei 2017   07:59 1590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Jagalah dirimu. Saya harap kamu bisa menjaga dirimu sendiri saat tak seorang pun bisa melindungimu. Bila nanti saya ke luar negeri...”

“Anda mau ke luar negeri?” sela gadis itu. Benaknya disergap kesedihan dan kehilangan. Jika Mr. Jatmika pergi, siapa yang akan membela dan memberinya perlindungan di sini?

“Tidak dalam waktu dekat ini, Sayang. Saya juga masih ingin mengajar di sini. Setidaknya sampai mahasiswa yang saya bimbing lulus.”

Apakah itu sebatas kata-kata yang menenangkan hati? Ataukah sebuah janji? Entahlah, yang jelas si gadis bermata biru merasakan sepercik ketenangan. Dalam diri Mr Jatmika, ia temukan sosok pendidik, ayah, dan sahabat yang baik.

**      

Sarah Paramita tak sadar jika dirinya cantik. Teman-teman sekantornya sering mengiranya memiliki darah campuran India. Sebab hidungnya mancung, dagunya v-shape, dan wajahnya cantik. Ia berbeda dengan saudara-saudaranya. Secara keseluruhan, wajah mereka memang tidak mirip. Sarah lebih mirip gadis keturunan India. Clara, dengan wajah oriental dan mata sipitnya, menyerupai orang China. Sedangkan yang terakhir, lekat dengan panggilan Bule dan Boneka Barbie oleh teman-temannya karena wajahnya yang imut dan sepasang mata birunya.

Si gadis bermata biru tergerak hatinya untuk menjodohkan Sarah dengan seseorang. Seorang pria tampan yang masih tergolong sepupu jauhnya. Sang pria kini tengah sibuk merintis bisnis kuliner di kota batik sekaligus kota asal Presiden ketujuh republik ini. Ia terpesona pada kota itu, pada pria tampan yang ingin dijodohkannya, dan pada pemimpin negara idolanya yang berasal dari kota itu.

“Jadi, kamu igin menjodohkan Sarah dan Anton?” tanya Clara. Tertawa geli mendengar rencana sebenarnya.

“Memang kenapa? Dari pada sibuk memikirkan kebahagiaan diri sendiri, lebih baik membahagiakan orang lain.” jawab si gadis Virgo diplomatis.

Clara masih saja tertawa. “Aku tak habis pikir, bagaimana jika Anton dan Sarah benar-benar menikah. Satunya alumni UI, satu lagi UNS. Anton sibuk berbisnis, Sarah berkarier di Dirjen Pajak. Sangat bertolak belakang.”

“Lho, bukannya mereka bisa saling melengkapi?” bantah gadis bermata biru itu tak mau kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun