Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ke Mana Hatiku Akan Bermuara?

16 Mei 2017   06:58 Diperbarui: 16 Mei 2017   07:59 1590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Maukah kamu ikut aku ke Surakarta? Maukah kamu bantu aku mengelola bisnis yang kurintis dari awal?”

Kerutan kecil muncul di kening Sarah. Sejurus kemudian, Anton berlutut. Mengulurkan sebentuk cincin. “Sarah Paramita, will you marry me? Maukah kamu menjadi jawaban dari doaku? Menjadi samudera tempat hatiku bermuara?”

Demi mendengar itu, Sarah tertegun. Nyatakah ini semua? Sepupunya sendiri melamarnya? Sepupu yang pernah mewarnai masa kecilnya dengan surat-suratnya, meminta Sarah menjadi istrinya?

“Anton Surya,” ujar Sarah lembut.

“Aku beruntung sekali dilamar olehmu. Apa kamu mencintaiku? Apa kamu yakin ingin menikah denganku?”

“Aku yakin, Sarah.”

Sarah tersenyum lembut. “Terima kasih. Kehormatan istimewa bagiku. Siapa wanita yang tidak senang dilamar pria sebaik dirimu?”

Si gadis bermata biru bersorak dalam hati. Tepat seperti inilah ekspektasinya. Sarah beruntung sekali diajak menikah dengan cara yang romantis. Ingin sekali ia mendapat perlakuan yang sama, dari belahan jiwanya. Ironis sekali, sang belahan jiwa lebih memilih menjalankan hidup bakti sebagai pelayan Tuhan. Ia lebih tertarik hidup membiara dibandingkan berbisnis dan berelasi dengan si gadis Virgo Bule dan Boneka Barbie.

“Aku juga mencintaimu, Anton.” Sarah berucap penuh ketulusan.

Sepasang mata pria 29 tahun itu bercahaya. Ia menangkap sinyal-sinyal positif. Detik demi detik berlalu mendebarkan. Sarah tak juga mengambil cincin yang diulurkannya.

“Aku mencintaimu sebagai saudara.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun