Jauh sebelum ini memang kamu pernah mengadu kalau pacarmu mulai menghubungi kamu lagi. Kunasehati kamu untuk tidak memilihnya. Apalagi katamu kondisi pacarmu semakin parah.Â
Kamu meminta maaf dalam pesanmu kini. Kamu mendoakanku agar menemukan kembali pasangan baru. Kesimpulannya kita berpisah karena pacarmu ingin serumah kembali denganmu. Aku tak menahan karena tak ada kesedihan kali ini.Â
Beberapa hari setelah itu ada pesan kembali darimu. Kali ini kamu memperlihatkan foto hasil uji labmu di rumah sakit. Â Kamu katakan kalau kali ini hasilnya adalah positif untuk HIV.Â
Duniakupun serasa hancur mengetahuinya. Aku menjadi ketakutan dibuatnya. Bukan takut kehilanganmu, tapi aku takut tertular HIV juga darimu. Entah apakah saat kita bersama virus itu sudah bersarangkah di tubuhmu. Berarti hasil uji lab sebelumnya tak akuratkah?Â
Segera kulangkahkan kaki menuju rumah sakit saat itu juga. Meski malu untuk melakukannya, tapi aku harus mengecek darahku juga. Aku harus memastikan diriku tak tertular .
Terbayang wajah polos ketiga anakku nun jauh disana. Aku mulai takut kehilangan mereka.