Langkahku terhenti ketika melihat sepasang sepatu di depan pintu kamarmu. Sepatu laki-laki. Tiba-tiba perasaan ku tak enak.Â
Namun kuketuk juga pintu kamarmu untuk meyakinkan.Â
Pintupun terbukan. Namun bukan kamu yang nampak. Seorang lelaki yang entah siapa.Â
Waktu kutanya keberadaanmu,tiba-tiba kamu muncul dibelakang dengan bertelanjang dada. Ah, nyaris sama dengan penampakkan suamiku yang selingkuh dulu.Â
Perasaankupun mengatakan kalau itu lahpacarmu.
"Aku cuma mampir sepulang kerja, ini ada buah-buahan buatmu, aku pulang ya! "pamitku setelah menguasai keadaan. Entah mengapa tak ada perasaan kesal berlebihan kali ini.Â
Kamu tak berusaha mencegah kepergianku. Kulihat lelaki itu menatap nanar padaku. Huh  meski perasaanku hancur, aku pergi menjauh.
Ah, bodohnya aku mempercayaimu. apa iya kamu bisa sembuh. Â Siapa aku mampu membuatmu kembali ke jalan yang benar.Â
Bisa saja sebenarnya kamu cuna sedang ribut dengan pacar lelakimu lalu mendekatiku sebagai pelarian.Â
Ah, polos sekali aku. Kusesali diri sendiri. Namun sakit yang kurasakan tak sesakit diselingkuhi suamiku dulu. Â Mungkin kali ini ku merasa tak sebanding jika harus mencemburui laki-laki. Ah, sudahlah kulupakan saja kamu.Â
Membaca pesanmu bahwa kamu memang akan kembali lagi dengan pacar laki-lakimu tak terlalu membuatku Meradang.Â