"Dan.. Masalahnya adalah.. Pacarku laki-laki.."
Laksana petir di siang bolong aku mendengar pengakuanmu. Kepalaku langsung berputar.
"Kamu gay? "tanyaku lirih
"Aku menyukai wanita vi, makanya aku pernah menikah, namun semenjak dia hadir, aku jadi jatuh cinta pada laki-laki. Dan, pacar laki-lakiku memang baru dia.. "
Ah ,aku semakin tak tahu harus berucap apa. Bibirku terkunci jadinya.Â
"Aku ingin lepas darinya Vi. Semenjak kita bertemu, aku merasa ada kekuatan untuk pergi darinya, aku ingin kembali hidup normal bersamamu! "pengakuanmu barusan membuatku terhenyak. Mungkinkah kamu jujur?Â
"Kalau kamu mau menerima keadaanku ini aku benar-benar ingin kembali ke jalan yang benar, apalagi pacarku sakit AIDS kini. "
Aku terperanjat.Â
"Pacarmu AIDS, berarti kamu? Tanyaku tiba-tiba khawatir.Â
"Bulan lalu aku sudah cek HIV ke rumah sakit dan hasilnya negatif, tapi barangkali kamu ragu besok kita cek lagi agar kamu yakin. "
Hening. Kita berdua saling terdiam. Semestinya aku pergi menghindar saja meninggalkanmu. Namun kulihat wajahmu begitu memelas. Kamu sudah berusaha jujur. Itu harus kuhargai. Toh saat aku jujur tentang kehidupanku, kamupun menerima dengan baik.Â