Bagaimana Menulis Cerita Pendek (Cerpen) yang Menarik?
seni karya fiksi, tulisan berupa Cerita Pendek (cerpen) tentu tidak asing lagi. Selain karya berupa puisi dan teks drama (teater), cerpen banyak diminati banyak orang.
Sebagai seorang pencintaDalam memperingati hari-hari besar atau hari ulang tahun organisasi, sering diadakan lomba menulis cerpen. Saya termasuk pencinta cerpen yang sering diminta untuk menjadi juri lomba penulisan cerpen. Peserta lomba umumnya dari kalangan pelajar dan guru.
Pada saat menjadi juri lomba penulisan cerpen, ada kriteria tertentu yang dipersyaratkan. Umumnya kriteria bersifat teknis, misalnya berapa jumlah maksimal kata, ukuran huruf (font) jika naskah diketik menggunakan komputer, dan sejenisnya.
Cerpen yang Menarik seperti Apa?
Sebagai juri, saya selalu memperhatikan dua hal utama ketika memulai penjurian sebuah naskah cerpen. Pertama, judul. Kedua, isi paragraf pertama.
Seorang juri akan memberikan nilai plus pada naskah cerpen dengan judul yang memikat, ditulis dengan tata tulis yang benar atau sesuai EYD Â (Ejaan Yang Disempurnakan).
Apabila judul kurang memikat dan ditulis tidak mematuhi pedoman EYD, secara otomatis banyak nilai minus yang akan diberikan oleh seorang juri.Â
Penulis cerpen AA Navis (17 November 1924 - 22 Maret 2003)  memenangkan hadiah Kincir Emas dari Radio Nederland tahun 1975 dengan judul cerpen satu kata saja, yaitu Jodoh. Judul yang pendek tetapi cukup memikat.Â
Hal kedua yang menjadi perhatian para juri adalah isi paragraf pertama. Apabila paragraf pertama cukup menarik, unik, menimbulkan keingintahuan pembaca, ya tentu akan mendapatkan nilai plus juga. Seorang juri akan dengan penuh semangat membaca paragraf-paragraf berikutnya.
Perhatikan contoh paragraf pertama sebuah cerpen berjudul Gerobak karya Seno Gumira Ajidarma yang termuat dalam buku Cerpen Kompas Pilihan 2005-2006 halaman 141 berikut ini.