Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

De Oud Ziel: The Beginning

22 Maret 2025   11:39 Diperbarui: 12 April 2025   17:52 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iblis punya 1000 wajah. Mereka manipulatif," jawab Metta sambil menatap Madam Koster yang sepertinya tidak terpengaruh dengan kepanikan di sekitarnya. Ekspresinya belum berubah, masih terdiam menatap Metta, seolah menunggu Metta menjawab tantangannya.  

Pastor Boon menggeleng. "Saya, harus," ujarnya seraya menyingkirkan tangan Metta yang menggengam lengannya, lalu buru-buru masuk ke dalam kamar.

Matanya terbelalak, menatap ngeri sosok yang terikat di tempat tidur. Seorang kakek renta, tubuhnya kurus kering, terbungkus piyama longgar yang tampak semakin menonjolkan tubuhnya yang rapuh. Ia meronta, menarik-narik lengan dan tangannya dengan liar, berteriak-teriak dalam Bahasa Belanda, suaranya penuh kepanikan dan kesakitan. 

Jantung Pastor Boon berdegup kencang. Ia menelan ludah berkali-kali. Bayangan kengerian dari kejadian semalam masih membekas. Opa Rolland yang terikat, berhasil melepaskan tali pengikat dan melompatinya. Untungnya, sebelum kakek yang kerasukan itu mencelakai dirinya, ia sudah terkulai lemas, seolah iblis telah meninggalkan tubuhnya. 

Pastor Boon sadar. Ia tak memiliki kekuatan untuk melawan kuasa gelap. Ayat-ayat suci yang ia bacakan tak mampu mengusir kegelapan yang menguasai tempat itu. Namun, hari ini, ia tidak punya banyak pilihan. Ia harus mengulang ritual eksorsisme, meski ketakutan yang dalam menggulung hatinya.

Dengan hati berdebar, Pastor Boon mulai mengangkat Alkitab di tangannya, membuka halaman yang telah ia tandai. Ucapan pertama keluar dari mulutnya terdengar serak dan penuh keraguan. "Dalam nama Tuhan yang Maha Kuasa..." suaranya bergetar dengan kesan tegas yang dipaksakan.

Opa Rolland tidak berhenti. Ia terus berteriak-teriak dalam Bahasa Belanda. Namun, sesaat kemudian, suaranya berubah. Tidak lagi berat dan serak, tetapi lebih terdengar mirip suara seorang perempuan dewasa.

"Kamu sudah menantangku, membawa anak iblis ke dalam rumah ini!" 

Pastor Boon terhenyak. Sontak, ia menatap Meneer yang masih berdiri gemetar. Meneer tak kalah kaget. Ia membalas tatapan Pastor dengan wajah keheranan. Mulutnya bergetar, berbicara terbata-bata, "S-Sayang... Itu kamu, Debora?"

"Iya, saya Debora Koster. Bukan lagi istri yang kamu kenal!" Suara nyaring melengking itu keluar dari mulut Madam Koster yang masih duduk di ruang tamu, berhadapan dengan Metta. Namun, suaranya tidak lagi terdengar seperti suara manusia. 

Tatapannya berubah mengerikan, seluruh bola matanya berubah merah. Wajahnya, yang tadinya dipenuhi riasan tebal, mulai mengeriput, kulitnya mengendur seperti daging yang terlepas dari tulang. Rambut pirangnya mulai rontok, helai demi helai, dan dari balik kulit kepalanya, ulat-ulat hitam yang menjijikkan bermunculan, menjuntai turun seperti rambut yang berasal dari tanah kuburan. Setiap gerakan tubuhnya dipenuhi dengan keganjilan, seolah-olah sesuatu yang jahat sedang bangkit, siap menguasai segala sesuatu di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun