Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

De Oud Ziel: The Beginning

22 Maret 2025   11:39 Diperbarui: 12 April 2025   17:52 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditatap seperti itu, Metta tak bersuara. Ia membalas tatapan Madam Koster dengan sorot mata yang tidak kalah dingin. 

Menyadari suasana canggung di sekitarnya, Pastor Boon buru-buru mencairkan suasana. "Metta bisa jadi solusi buat Opa Rolland, Madam," ujarnya kikuk.

Madam Koster mengalihkan pandangannya kepada Pastor Boon. "Emangnya dia siapa?" Suaranya terdengar semakin sinis, lalu perlahan semakin membesar dan menggelegar, "Kami butuh pengusir setan, bukan lonte kampung kayak dia!"

Pastor Boon sontak gelagapan. Ia menatap Metta, wajah gadis itu belum berubah. Dingin dan kaku. "M-Madam jangan salah sangka, Metta punya kesaktian bisa mengusir setan," ujarnya terbata-bata.

"Ayo kita pergi dari sini!" Perempuan lainnya yang sedari tadi diam duduk di samping Metta, kini berdiri dan menarik lengan Metta. "Mereka tidak tahu siapa kamu!" ujarnya ketus sambil memelototi Madam Koster yang menatapnya remeh.  

"Tenang dulu, Novia," Metta menanggapi santai. "Acara puncak belum mulai," ujarnya lagi sambil melirik tajam Madam Koster yang masih memelotot kepadanya.

"Iya, kamu belum tahu dengan siapa kamu berhadapan!" ujar Madam Koster seraya menyeringai, tatapannya berubah menjadi lebih tidak manusiawi. Metta menanggapi santai, mengangkat dagunya, seolah mengisyaratkan bahwa ia adalah lawan yang sepadan.

"Ga weg hier !" sebuah teriakan terdengar keras dan lantang, membuat semua orang yang berada di sana terkejut. 

"Verjaag die persoon !" teriakan itu terdengar lagi. Meneer segera berdiri dan menghambur ke sebuah kamar yang berada di dekatnya.

Refleks, Pastor Boon pun berdiri dan bermaksud mengikuti tuan rumah untuk masuk melihat situasi. Namun, tangan Metta dengan sigap menahannya. "Romo, yakin mau terlibat?" tanyanya dingin.

"Saya harus terlibat Metta. Ini tugasku," jawab Pastor Boon tegas. Ditahan seperti itu, ia terlihat tidak senang, Namun, sesaat kemudian, wajahnya kembali melunak. "Apa yang kamu tahu, Metta?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun