"Ya, ini gelangnya," responku kemudian sambil menyerahkannya. Â
Dia memegang gelang itu perlahan, seperti takut pecah. "Bunga kantil... Nenek saya dulu suka menanamnya di losmen."Â Â
"Losmen Pak Joko?" tanyaku. Â
Dia mengangguk. "Itu rumah keluarga saya. Tapi sejak Nenek Dewi meninggal, losmen itu ditutup."Â Â
Nenek Dewi. Aku menahan napas. "Dewi yang lahir di tahun 1909?"Â Â
Dia terkejut. "Anda tahu?"Â Â
..
 Â
Dewi mengajakku ke losmen tua. Di belakang bangunan yang reyot, ada sumur tertutup papan. "Nenek saya meninggal di sini. Kata orang, dia bunuh diri setelah tunangannya hilang di laut."Â Â
Aku mengeluarkan surat Raden Arjuno. Dewi membacanya sambil gemetar. Â
"Raden Arjuno adalah tunangan Nenek Dewi. Tapi keluarga Raden menolak pernikahan mereka karena Nenek hanya penjaga losmen. Raden dikirim ke Surabaya, dan kapalnya karam..."Â Â