Tanah ku injak di pagi yang kabut
Aku duduk di dekat jiwamu
Hati siapa yang tak sedih?
Mendengar kekasih menutup mata selamanya
Tak terasa tetesan air mata tumpah ruah
Mengiringi langkah kepergianmu
Langit kutatap di pagi yang kabut
Sembari mendengar kabar kekasih yang sudah tiada
Tetesan ayat puisi air mata menggema di balik awan atma
Kulantunkan atas kepergianmu
Memenuhi ruang semesta duka
Keikhlasan bahasa kerelaan dari hati sanubari paling dalam
Walau berusaha mengikhlaskan, namun tetesan air mata tetap mengalir di celah-celah kabut pagi
Ya! Tuhan
Sang maha pemilik semesta
Ampunilah dosa di pagi ruang semesta
Kekasih yang telah pergi selamanya
Rahmatilah dia dan bebaskanlah dia dari siksa kuburMu
Ya! Tuhan
Sang maha rahman
Lepaskanlah segala dosa yang ada di hati dan perilaku dia
Selama menyatu antara nafas dan raga
Ya! Tuhan
Sang maha kasih
Muliakanlah!
Dia di alam barzakh
Cucilah dia dengan air kesucian
Selaksa air laut yang jernih di sepanjang samudra kehidupan
Bersihkanlah dia dari segala kekhilafan
Selaksa baju putih yang belum ternoda
Berikanlah kekuatan dia, seperti Engkau memberikan kekuatan mereka yang Engkau kasihi
Ya! Tuhan
Sang Maha suci
Masukkanlah dia kedalam surgaMu
Jauhkanlah! Dia dari siksa kubur dan api neraka
Sesunggunya kami dalam ketetapanMU
KepadaMu kami akan kembali
Karena kami tiada daya dan upaya, kecuali kehendakMU