Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Investasi SDM atau Sekadar Simbolisme Kepemimpinan Global?

13 September 2025   15:28 Diperbarui: 13 September 2025   15:28 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danantara Berangkatkan 36 Direksi ke Swiss untuk Ikuti Sekolah Bisnis Terkemuka (YouTube Kontan TV)

Program eksekutif lain, seperti CFO, CTO, hingga AI for Executive, terdengar modern dan futuristik. Namun publik sudah terlalu sering mendengar jargon transformasi digital tanpa melihat perubahan signifikan. Bukankah banyak perusahaan plat merah yang justru tertinggal dalam adopsi teknologi meski direksinya rajin mengikuti pelatihan?

Pesan utamanya: pemimpin memang harus siap menghadapi era digital. Namun kritiknya: jangan sampai program ini sekadar mempercantik CV para eksekutif. Tanpa penguasaan substansial dan komitmen untuk mengimplementasikan, pelatihan semacam ini hanya menambah deretan istilah asing dalam presentasi.

Refleksinya, bangsa ini butuh pemimpin yang memahami teknologi tidak hanya sebagai wacana, tetapi sebagai solusi nyata untuk efisiensi, pelayanan, dan keberlanjutan. Kritiknya jelas: jargon harus diuji lewat kinerja, bukan brosur program.

Investasi Jangka Panjang atau Ilusi Kemewahan?

Program ini dipromosikan sebagai investasi jangka panjang, tetapi kesan elitis sulit dihindari. Di tengah isu ketimpangan sosial, perjalanan belajar ke Swiss bisa dianggap mencolok dan jauh dari realitas rakyat kecil. Apakah benar tidak ada alternatif pelatihan berkualitas di dalam negeri yang lebih efisien?

Pesan pentingnya: pembangunan manusia memang harus menjadi prioritas. Namun kritiknya, program ini justru memperlihatkan pola lama: meyakini bahwa "kelas dunia" hanya bisa didapat dengan mengirim elite ke luar negeri. Padahal, investasi jangka panjang bisa juga dimulai dengan memperkuat ekosistem pendidikan dan pelatihan di tanah air.

Refleksinya, bangsa ini tidak boleh terjebak pada ilusi modernisasi berbasis perjalanan mewah. Investasi sejati adalah membangun sistem belajar yang bisa diakses oleh banyak orang, bukan hanya segelintir direksi.

Penutup

Program Danantara memberangkatkan 36 direksi ke Swiss memang tampak ambisius. Namun tanpa evaluasi, transparansi, dan keberanian menurunkan hasilnya ke akar rumput, program ini berisiko menjadi sekadar simbolisme kepemimpinan global.

Seperti diingatkan Mahatma Gandhi, "The future depends on what you do today." Publik kini menunggu: apakah investasi besar ini akan menjelma perubahan nyata, atau hanya menambah daftar panjang retorika modernisasi---sementara pada saat yang sama, program strategis ketahanan pangan justru terhenti, sampai seorang direktur utama memilih angkat kaki. Wallahu a'lam. 

Disclaimer: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun