Nak...
Ada luka yang tak bisa sembuh hanya dengan waktu,
karena waktu itu sendiri adalah bagian dari lukanya.
Aku ingin kau tahu, betapa aku menyesal
karena dalam 3-4 tahun itu, aku bukan ibu yang bisa memelukmu saat kau menangis.
Aku bukan pelukan hangat yang kau butuhkan, bukan suara tenang yang bisa menenangkan malam-malammu.
Aku kehilangan masa kecilmu.
Aku kehilangan momen saat kau belajar bicara, saat kau ingin bermain, saat kau butuh seseorang yang berkata:
"Nggak apa-apa, sayang. Mama di sini."
Tapi, Nak... bukan karena aku tidak ingin.
Melainkan karena aku tak berdaya.
Dunia saat itu begitu kejam padaku.
Aku ditinggalkan, diabaikan, dan dihancurkan bukan olehmu, tapi oleh orang-orang yang seharusnya menjagaku juga.
Dan karena aku terlalu sibuk bertahan hidup, aku kehilangan kesempatan untuk hadir dalam hidupmu.
Maaf, Nak.
Tapi hari ini, izinkan aku mencoba memulainya kembali.
Mungkin kau tak akan langsung percaya. Mungkin lukamu belum sembuh. Tapi aku akan tetap ada  meski terlambat.
Aku akan belajar mencintaimu dalam bentuk yang nyata:
Dalam pelukan, dalam kata maaf, dalam doa yang tak pernah selesai.
Karena aku ingin, suatu hari nanti...
ketika kau menoleh ke belakang, kau tahu bahwa ibumu pernah salah  tapi tak pernah berhenti mencintaimu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI