Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Seumpama Pagi dan Mentari Sejenak Ingkar Janji

13 Oktober 2020   06:32 Diperbarui: 13 Oktober 2020   06:40 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Duh Biyung, sukmaku seketika suwung. Menyaksikan pagi menjemput mentari, berjalan mesra bergandengan tangan menuruni lelakon bumi. Tertawa di antara cericit awan menyentuh nurani, meninggalkan iri menggores sanubari. Pagi memeluk mentari sepenuh hati, padahal ini adalah kehadiran yang berulang triliunan kali.

Kembang di taman asyik berdandan, berceloteh betapa kehangatan mulai menjalari tangkai hingga menghujam, kelopak menawan, benang sari kenikmatan, hingga tulang sumsum akar menghisap habis sari kehidupan.

Kesetiaan macam apa yang sedang dipertontonkan, sejak Adam dan Hawa masih bertahtah di swargaloka, sejak alam semesta tercipta dalam tujuh takdir penciptaan. Mentari tak pernah ingkar janji, pagi setia menunggu meski gelap sering kali menghalangi

Duh Biyung! Sukmaku suwung.

****

Baganbatu, 13 oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun