Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Berdansa di Kota Romantis (Tiga Puluh Sembilan)

13 Oktober 2025   23:26 Diperbarui: 13 Oktober 2025   23:26 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Majalah Time Maret 1958  https://www.historia.id/article/sukarno-vs-majalah-time-d84xz )

"Petualang Amerika mendrop senjata dan granat untuk orang-orang Permesta Februari lalu," ucap Herlanda. "Pasti banyak tentara dibutuhkan ke sana. Ini lebih serius dari  Darul Islam."

"Aku nggak bisa bayangkan Kang, kalau ke Sumatera Barat misalnya membidik senapan ke orang-orang PRRI, ternyata  yang kena Medina atau kerabatnya Syafri. Mungkin juga Bang Daus. Atau ke Minahasa bertempur dengan Rinitje. Mereka juga tidak tahu Kang Herlanda di antara tentara pusat yang datang."

"Malah Daus sering menyelamatkan nyawaku. Ironis sekali aku menembak dia hingga meninggal," ucap Herlanda.

"Malah mau puasa lagi," kata Myrna.

Wanaraja, Garut, 11 Maret 1958, malam hari

Letnan Satu Herlanda  bersama satu peleton tentara didrop untuk membebaskan sebuah desa yang diduduki suatu gerombolan bersenjata.  Mereka diberangkatkan dari Bandung sore itu. Herlanda merasa lega tidak ditugaskan ke Sumatera atau Sulawesi.

"Kalau ini jelas musuh.  Kalau ke Sumatera atau Sulawesi bisa jadi teman kita juga masuk tentara," kata Sersan Satu  Made Ardana Yasa yang seolah tahu perasaan Herlanda. 

"Apa lagi itu!"  Dia menunjuk seorang bule di antara gerombolan itu dari jarak lima ratus meter. "Scmith? Desertir Belanda yang gabung dengan Kartosuwiryo?"

"Nggak itu Van Ham buruanku. Firasatku nggak beres semudah itu agar dirinya ditemukan berdasarkan informasi warga desa yang dilepasnya dan dia tidak kabur begitu? Tapi ini perintah."

Mereka membagi dua formasi. Yang satu dipimpin Peltu Jajang bergerak ke kiri mengepung desa.  Van Ham bahkan membiarkan  dirinya tampak di bawah nyala obor dan dia tertawa-tawa lalu masuk ke dalam sebuah rumah. Dia sepertinya tahu diintai dan masih terlalu jauh untuk ditembak. 

Pasukan Jajang bergerak lebih dulu dan menyergap tiga penjaga, dalam tembak menembak ketiganya jatuh tanpa ada korban di pihak TNI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun