Selang berapa saat Mirna masuk bersama ayahnya yang masih memegang tongkat dan kantong diperutnya yang diikat.
"Mereka boleh ikut?"
"Boleh," kata Meiti ramah. " Ada berapa kamar kosong."
"Ayah berkeras ingin keluar kota. Â Seminggu di rumah sakit dan di rumah membuatnya bosan," kata Mirna
Sersan Mayor Setyo ayah Mirna, memberi hormat.
"Ya, kami juga mau tidak menginap!" Letnan Herlanda dan Daus serta seorang serdadu ikut masuk.
"Wah, ramai nih...! Tetapi cukup aman kok, ada patrol tentara dan OKD di Ciwidey ini," tutur Emil.
Mereka kemudian dipersilahkan makan di saung yang cukup besar. Setyo menolak digadeng Mirna.  Tetapi akhirnya membiarkan seorang serdadu  mendukungnya.
"Namanya Paul, dia orang Keimana," kata Jilly." Jadi di perjalanan kami mengobrol soal kampung masing-masing."
Paul yang jangkung berkulit hitam hanya tersenyum.
Mereka makan ikan bakar dan ayam bakar dengan nasi liwet hangat, serta bajigur yang panas pula.