"Ohh, lebih-lebih dan menyusahkan saya. Malah waktu perang dulu tahu-tahu dia sudah di tenda," keluh Herland.
 Widy akhirnya tertawa. "Kamu sendiri di kamar berani?"
"Berani!" kata Kinan.
"Ya, sudah sama kita saja," kata Syafri.
Kinan bersorak. "Tidurnya di tengah ya, antara Teteh Widy dan Om Syafri."
"Besok pulang sama Teteh. Waduh, bilang sama Ayah dan Ibu," keluh Widy.
"Ah, mereka paham Kelakuannya nular dari kamu," kata Herland.
"Daah makan dulu Nak! Kamu pastil lapar! Masih banyak ikan dan ayam bakar," kata Meiti ramah.
Kinan tanpa malu-malu menyantap sepotong paha ayam, nasi dan meneguk bajigur dengan lahap.
"Kelakuannya sama seperti Medina waktu kecil," sela Emil. "Saya dengar kamu dan dia cocok."
"Iya, sih," kata Widy tertawa.