"Aku nggak kenal. Tetapi tahu dia," kata Setyo.
"Ada sepupu aku  di sana yang bolak balik jual hasil Bumi ke luar negeri, hasilnya dibangun untuk daerah tidak dikirim ke pusat," kata Syafri.
"Kalau di Minahasa soal pembagian hasil Kopra," timpal Rinitje.
"Juga gara-gara komunis, bikin runyam," gerutu Harland. "tetapi mereka menempel Sukarno."
"Ya, sudah pukul sembilan malam, kalau mau nongkrong silahkan. Yang salat Isha, ada langgar di kampung tetapi di kamar tersedia sejadah," kata Meiti.
"Jadi bagaimana nih, aku dan Widy satu kamar, Jilly dan Ambar satu kamar Miyrna sama Rinitje? Hein dan Kang Angga satu kamar, Yoga bisa sama Didi." ujar Syafri. "Pak Setyo bisa sama  Bang Paul, Uda Daus sama Kang Herland. Kalian kan cocok."
"Oke," kata Setyo.
"Boleh, tapi Paul gantian nanti tidur sama yang jaga di luar!"
"Siap Dan!"
"Bisa bertiga."
"Bisa," kata Emil. "Nanti kami kasih Kasur tambahan."