Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Kapur Sirih" dari Limbah Cangkang Kerang: Solusi Food Grade Untuk Olahan Tradisional

18 September 2025   08:15 Diperbarui: 18 September 2025   08:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cangkang kerang yang tadinya cuma jadi tumpukan di tempat sampah, bisa disulap lewat proses sederhana menjadi kapur sirih. (Sumber foto: Jandris_Sky)

"Kapur Sirih" Food Grade dari limbah cangkang kerang: aman, alami, dan siap pakai untuk olahan tradisional.

Kalau bicara soal makanan tradisional, rasanya nggak bisa lepas dari bahan-bahan alami yang sering dianggap sepele tapi punya peran penting. 

Salah satunya adalah kapur sirih. Bahan ini sering jadi rahasia di balik kerenyahan kerupuk, kenyalnya kolang-kaling, sampai manisan buah yang teksturnya bikin nagih. 

Nah, yang menarik, kapur sirih ternyata bisa dibuat dari bahan yang mungkin nggak kepikiran sebelumnya: limbah cangkang kerang.

Cangkang kerang biasanya hanya dianggap sampah setelah dagingnya diolah. 

Padahal, di balik bentuk kerasnya, cangkang ini menyimpan kalsium karbonat (CaCO) dalam jumlah besar. 

Kandungan inilah yang bisa diubah menjadi kapur sirih food grade aman dikonsumsi, alami, dan punya banyak manfaat untuk olahan tradisional.

Dari Limbah Jadi Bahan Bernilai

Bayangkan restoran seafood yang tiap hari menghasilkan karung-karung cangkang kerang. 

Kalau nggak diolah, limbah itu bisa menumpuk, menimbulkan bau, dan bikin masalah lingkungan. 

Tapi dengan sedikit kreativitas, limbah tersebut bisa berubah jadi produk bernilai tinggi.

Cangkang kerang yang tadinya cuma jadi tumpukan di tempat sampah, bisa disulap lewat proses sederhana menjadi kapur sirih. 

Caranya memang butuh tahapan khusus: mulai dari pencucian, pembakaran (kalsinasi), penambahan air (slaking), hingga pemurnian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun