Mohon tunggu...
Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mendaki Bukit Mongkrang 2194 mdpl: Cocok Untuk Pemula, Rute Istimewa

15 Juli 2025   15:19 Diperbarui: 17 Juli 2025   14:38 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayo semangat, jangan kalah sama lansia, hehehe...(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

"Belum. Itu kan masih 2065 mdpl. Puncak tertingginya 2194 mdpl!" Kata Ayah. Aku meringis. Secara teori, dari 2065 mdpl ke 2194 mdpl hanya kurang 129 m lagi. Sudah dekat.

Tapi sebentar. Ini Medannya menjebak, sebab dari puncak candi 2065 mdpl, turun dulu, setelah itu naik, turun lagi, barulah naik bukit lagi menuju puncak bukit Mongkrang 2194.

Hohoho.... ternyata rutenya pun ngeprank.

Dari puncak 2065, rutenya turun cukup curam, tanpa undak-undakan, jadi harus hati-hati dan berpegang pada batang pohong yang tumbuh di sepanjang jalur pendakian. 

Aku jg hampir terpeleset. Itu ada trek yg turun, licin, tdk ada pohon buat pegangan. Sementara suami sdh kerepotan bw tas. 

Ada anak muda yang menyediakan diri jadi  pegangan. 

"Butuh pegangan?" Tanyanya lucu di depan ku. Nyuruh aku pegangan lengannya, tapi aku khawatir malah jatuh bareng lebih  berbahaya, jadi  pas aku sudah loncat kulepas pegangan ku, kepleset dikit, untung sepatu bisa menahan, jadi nggak tergelincir. Tapi deg- deg an juga kalau sampai menggelinding ke bawah. 

Apalagi tanahnya basah lumpur lengket. Untung pas balik sendirian, tanahnya sudah agak kering, jadi aman.

Alhamdulillah, terhindar dari bahaya. Tapi medannya masih tetap berat. Terus turun dan licin. Dari segi beban, mungkin turun lebih mudah,tapi lebih berbahaya sebab licin sehingga rawan terpeleset. Treking yang menegangkan.

Saat itu tiba-tiba perutku mulas mendapat panggilan alam. Padahal dari pagi berangkat belum sarapan. Agak aneh,  sepertinya ini efek tadi malam makan banyak. Padahal sebelum berangkat aku sudah bertapa di toilet sampai lega.

Tapi ternyata penderitaanku tidak sampai di situ. Tiba-tiba aku merasa mual ingin muntah. Astaghfirullah. Semoga tidak terjadi apa-apa pada diriku. Aku komat-kamit berdoa. Sebuah kontradiksi. Di satu sisi aku kebelet ke belakang, di lain sisi aku mual. Kata Ayah karena perutku kosong. Tapi kenapa rasanya pengin ke belakang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun