ini?? Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah bergaul kecuali dengan mahabbah. Â
 Sayyidatuna Fatimah mengemban derita yang mendalam di masa pertumbuhannya. Di masa kecil yang seharusnya tidak mengenal kecuali kasih sayang, kelembutan, dan kegembiraan. Akan tetapi Sayyidatuna Fatimah hidup dengan penderitaan ini dan mulai merasakan kesedihan atas ayahnya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Â
 Maka kembali Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ke rumahnya duduk didampingi Sayyidatuna Fatimah, yang hanya bisa membisu dan menatap wajah ayahnya Dengan air mata yg terus mengalir atas apa yang telah menimpa ayahnya. Â
Kemudian Sayyidatuna Khadijah menghampiri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan penuh kasih sayang, merawat, membersihkan dan mengusap bekas darah dan memar yang ada di wajah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam akibat pukulan-pukulan orang Quraisy. Tanpa disadari Sayyidatuna Khadijah meneteskan air mata dan bertanya atas apa yang terjadi, Nabi pun menceritakannya. Â
 Suatu hari Rasulullah  Shallallahu 'alaihi wa sallam keluar, dan Sayyidatuna Fatimah mengikuti di belakangnya. Menuju ke Ka'bah kemudian Nabi melakukan sholat dan Fatimah duduk di sampaing ayahnya. Sedangkan di samping Ka'bah orang-orang Quraisy sedang berkumpul. Tibatiba datang salah satu dari mereka membawa bungkusan yang berisi kotoran dan darah onta yang baru melahirkan yang sangat bau dan menjijikkan, mendekati Nabi Saw. dan menuangkannya di punggung, leher serta kepala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Â
 Mereka menertawakan Rasulullah  Shallallahu 'alaihi wa sallam, bergembira, menari-nari sambil bertepuk tangan. Bahkan ada yang sampai jatuh terlentang karena terlalu kuat tertawa. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap khusyuk dalam sujudnya. Sayyidatuna Fatimah menangis dan menghampiri ayahnya. Â
Dalam keadaan menangis Sayyidatuna Fatimah menghampiri ayahnya, Â
sambil membersihkan kotoran-kotoran yang ada di pundak ayahnya seraya berdoa atas orang kafir. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bangun dalam keadaan marah dan berdoa "Ya Allah, celakahkanlah Ugbah bin Abi Mu'it, celakahkanlah Hisam bin Hakam, celakahkanlah Utbah." Â
 Maka Demi Allah tidak disebut nama mereka kecuali terbunuh di perang badar. Maka pulang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sedangkan air mata Sayyidatuna Fatimah terus mengalir.Ketika sampai dirumah Sayyidatuna membersikan kepala ayahnya dan mencuci baju ayahnya dalam keadaan menangis. Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam Berkata, "Wahai jantung hatiku Fatimah janganlah kau menangis karena Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu menjaga ayahmu." Â
 Suatu hari sayyidatuna fatimah. keluar dan menemukan kaum Quraisy sedang merencanakan sesuatu, sepertinya kali ini mereka menginginkan hal yang besar,bukan meletakkan kotoran akan tetapi mereka merencanakan sesuatu yang dahsat. Meraka memikirkan bagaimana membunuh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam Ketika mendengar kabar ini, maka Sayyidatuna Fatimah berlari dengan cepat. Â
Dengan cepat Sayyidatuna Fatimah berlari menuju Ka'bah dan memeluk ayahnya sedang wajah Sayyidatuna Fatimah pucat dengan penuh rasa cemas. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya : "Apa yang telah terjadi wahai anakku?" Â