Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Percakapan Nyamuk Soal Agama

29 April 2024   18:55 Diperbarui: 30 April 2024   05:20 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Pixabay.com

"Hal baik itu bukan hanya perkataan dan perbuatan. Baik itu mencakup cara menjalani hidup. Menguburkan adalah salah satu contoh cara menjalani hidup. Tata cara mereka menangani orang yang sudah meninggal tentu berbeda-beda sesuai dengan keyakinan terhadap agama masing-masing. Ada yang dikubur. Ada yang dibakar. Ada yang dibiarkan saja di atas bukit sampai burung-burung memakan jenazah itu. Bahkan ada yang dilarung ke sungai. Mereka beranggapan bahwa yang dilakukan itu adalah baik. Menurut kalian mana cara yang lebih baik? Cara pandang berbeda dapat mengarah pada anggapan buruk. Maka agama menuntun untuk bisa menjalankan hidup sesuai dengan pandangan masing-masing," tegas tuannya.

"Lantas bagaimana dengan orang baik yang tidak beragama itu?" teriakan terdengar dari belakang.

"Apa bedanya mereka dengan nyamuk? Kalian makan dan memberi makan untuk anak kalian. Bahkan kalian beri makanan untuk katak. Kurang baik apa?" timpal si Tuan.

Baru saja orang-orang meninggalkan area kuburan, manusia yang terlihat sedih dan menangis tadi tertawa dan kegirangan dalam perjalanan pulang ke rumah.

Beberapa nyamuk yang menyaksikan hal itu pun mencibir perilaku manusia-manusia itu.

"Kenapa mereka bisa berubah secara cepat? Bukankah tadi mereka bersedih?"


"Itulah perasaan mempengaruhi pikiran dan membentuk perilaku mereka," jawab si Tuan.

"Itu namanya munafik. Dan menurut agama, ada ancaman bagi orang yang munafik."

"Kebetulan saja kita bisa melihat dari atas maka tahu bagaimana perilaku sebenarnya," lanjutnya lagi.

Merasa kelelahan, semua nyamuk akhirnya turun dan hinggap di atas dedaunan teh hijau.

"Sepertinya kau banyak tahu tentang manusia. Kau lebih tahu dari kami semua. Siapa kau sebenarnya?" tanya salah satu nyamuk yang sejak rapat sudah curiga dengan tuannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun