"Bagaimana dengan kau nyamuk jantan?" dia menghadap ke kiri.
"Aku hanya menghisap nektar."
"Kalo begitu kalian kutugaskan bertukar pekerjaan," perintahnya.
Namun baru ditugaskan satu hari saja semua nyamuk mengeluh dengan pekerjaan mereka. Rapat pun diadakan kembali.
"Kami tak terbiasa makan yang tidak kami sukai, Tuan," teriak sebagian besar nyamuk.
Dari belakang ada yang bertanya, "Kami sudah tak lagi menghisap darah manusia, kenapa mereka masih membunuh kami?"
Nyamuk yang di bagian depan juga mengeluh, "Kami sudah sopan meminta pada manusia. Kami mohon ijin ke telinga mereka untuk diberikan darah sedikit saja. Namun apa? kami langsung diserang membabi buta...."
Karena semua nyamuk mengeluhkan sifat manusia yang susah dipahami dan kadang berubah-ubah, tuan mereka pun berdiri kemudian melanjutkan bicaranya.
"Lantas untuk apa lagi kalian belajar agama kalau hanya menjalankan pekerjaan yang itu-itu saja setiap hari. Kalian sudah tunduk."
"Agama itu untuk makluk yang berpikir dan berperasaan. Â Pikiran dapat membuat beragam kegiatan sehari-hari. Pikiran dapat menjadikan seseorang berubah menjadi baik atau buruk secara tiba-tiba. Pikiran juga dapat menggantikan pekerjaan dari yang tidak disukai menjadi sangat disukai. Nah, perasaan dapat merubah pikiran itu. Jadi pelawan."Â lanjut tuan mereka.
Semua nyamuk seketika terdiam mendengarkan.