Mohon tunggu...
Dhammananda Justin Yu
Dhammananda Justin Yu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kanisius

Belajar, belajar, kerja, kerja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Teknologi Melawan Pemangsa Paling Berbahaya di Dunia: Nyamuk!

26 Mei 2024   16:42 Diperbarui: 27 Mei 2024   11:15 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Aedes aegepti (sumber: Centers for Disease Control and Prevention (CDC))

Selewat 17 pekan tahun 2024 berjalan, tepatnya hingga 28 April, telah tercatat 88.593 kasus DBD di Indonesia, sebanyak 621 orang meninggal dunia. -BBC News Indonesia

Saat kita membayangkan hewan paling berbahaya yang ada di dunia, mungkin beberapa gambaran muncul. Macan, Singa, buaya, dan hewan-hewan besar lainnya tampak dalam benak kita masing-masing. Namun, mereka semua tak ada bandingnya melawan satu hewan ini. Meskipun kecil, dalam sejarah umat manusia, satu hewan ini telah menyebabkan jumlah kematian tak terbanding banyaknya. 

Di Indonesia tentunya, kita tak lagi asing dengan nyamuk! Hewan paling menyebalkan dan mengganggu. Selain menyebalkan, nyamuk menjadi tempat berlindungnya banyak penyakit.

Hewan Paling Berbahaya di Dunia (sumber: Statista.com)
Hewan Paling Berbahaya di Dunia (sumber: Statista.com)

 


Beberapa bulan terakhir, Indonesia memasuki masa penghujan atau musim hujan. Banyak penyakit bermunculan, terutama pada bulan Januari, Februari, dan Maret yang lalu. 

Penyakit DBD (Demam Berdarah) atau Dengue Fever merupakan salah satu jenis infeksi viral (mudah tersebar) yang banyak ditemukan di daerah Sub-Tropis, seperti Indonesia, yang berada pada garis khatulistiwa. Penyakit ini tersebar melalui nyamuk spesies Aedes aegypti, dengan ciri khas kakinya yang berwarna belang putih-putih.

Kasus Demam Berdarah setiap tahunnya mengalami peningkatan pada musim penghujan di Indonesia. Kementerian Kesehatan, melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), menampilkan sampai 16.000 kasus DBD di 213 kota dengan total angka kematian sebanyak 124. 

Terlihat bahwa persebaran DBD sangat terpusat di pulau Jawa, terutama di daerah Jabodetabek. Tentu hal ini berkaitan dengan populasi masyarakat di daerah Jawa yang lebih banyak dan terpusat. Trend ini masih akan berlangsung hingga bulan depan, bulan April.

Persebaran Kasus DBD di Indonesia (sumber: Kementerian Kesehatan - Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)
Persebaran Kasus DBD di Indonesia (sumber: Kementerian Kesehatan - Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun