Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terbang (Seri Sajak Langit #5)

8 Agustus 2022   05:31 Diperbarui: 8 Agustus 2022   06:35 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri seri sajak langit #5

Puisi : "TERBANG"

ku kan terbang. Melayang. Memeluk bebas. Lupakan sakit agar tak terkenang.

Bosan ditindas derita. Terlalu lama didekap duka. Luka tanpa obat. Tak kuasa sembuh untuk bahagia. Harus aku yang salah. Duduk dibara pesakitan. Tersangka demi menutupi polah jalang.

Siapa mau dituduh bangsat. Demi siapa? Untuk apa? Puas bukan melihatku terlunta lunta. Bertahan dalam drama paling gila. 

Terbang. Saatnya terbang. Waras ini berontak. Waras ini tak butuh dijajah. Terkutuklah sutradara bejat. Yang lihai sembunyi, kelak pasti muncul lagi.

Demi langit bumi, aku sudah tak percaya. Yang kau coreng itu, kesucian langit. Sorry, tak ada maaf untuk gelas yang sudah dibanting. Catatan malaikat tak bisa disuap. 

Terbang. Kau bebas terbang. Karena hidup memilih. Dan aku tak memilih bertahan. Karena masa depan tak butuh kemunafikan.

Malang, 8 Agustus 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Sajak Langit #5

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun