Mohon tunggu...
Ira Pranoto
Ira Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Menebar kebaikan lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Rakyat | Teluk Awur

17 Mei 2021   10:16 Diperbarui: 17 Mei 2021   10:35 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Maaf, Paduka. Mengapa saya dipaksa menghadap Paduka?"

"Rara Kuning, sejak mula melihat wajahmu ini, saya berniat menjadikan engkau permaisuriku." Raja Jaka Wangsa memperlihatkan lukisan Rara Kuning.

"Dari mana Paduka memperoleh lukisan itu?"

"Lukisan ini datang sendiri padaku bersamaan dengan tiupan angin. Bagaimana, engkau mau menerima tawaranku?"

"Nyuwun agenging pangaksami, Paduka. Dalem sampun gadah sisian." (Beribu maaf, Paduka. Saya sudah punya suami).

"Saya tak peduli, kau sudah bersuami atau belum. Pokoknya engkau harus bersedia menjadi permaisuriku."

"Tapi, itu menyalahi aturan Gusti Allah, Paduka."

"Saya tak peduli dengan aturan itu. Mulai hari ini, engkau tinggal di kaputren."

Raja Jaka Wangsa memerintah dayang istana mendampingi dan mengurus semua keperluan Rara Kuning di kaputren. 

Sang raja lupa dengan aturan Gusti Allah, pun tata krama yang berlaku di masyarakat. Begitulah manusia, siapa pun dia kala nafsu menguasai diri, jadi lupa segalanya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun